Kamis, 31 Maret 2011

MEMULIAKAN TAMU

MEMULIAKAN TAMU
Oleh : Masnun Tholab
www.masnuntholab.blogspot.com

Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu ’alaihi wasallam beserta keluarga dan para sahabatnya.

Para sahabat Nabi Muhammad Shallallaahu ’alaihi wasallam adalah orang-orang yang paling bersemangat dalam berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan, termasuk diantaranya dalam memuliakan tamu yang datang ke rumah mereka.

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Ada seorang lelaki datang kepada Nabi Shallallaahu ’alaihi wasallam lalu berkata: "Sesungguhnya saya ini adalah seorang yang sedang dalam kesengsaraan." Beliau Shallallaahu ’alaihi wasallam menyuruh ke tempat sebahagian isteri-isterinya - untuk meminta sesuatu yang hendak disedekahkan, lalu isteri-isterinya itu berkata: "Demi Zat yang mengutus Tuan dengan benar, saya tidak mempunyai sesuatu melainkan air." Kemudian beliau Shallallaahu ’alaihi wasallam menyuruh lagi ke tempat isterinya yang lain, maka yang ini pun mengatakan sebagaimana di atas itu. Jadi mereka itu semuanya mengatakan seperti itu pula, iaitu: "Tidak ada, demi Zat yang mengutus Tuan dengan benar, saya tidak mempunyai sesuatu melainkan air." Beliau Shallallaahu ’alaihi wasallam lalu bersabda: - kepada sahabat-sahabatnya: "Siapakah yang akan membawa orang ini sebagai tamunya pada malam ini?" Seorang lelaki dari golongan Anshar berkata: "Saya, ya Rasulullah." Orang itu berangkat dengan tamunya ke tempat kediamannya, lalu berkata kepada isterinya: "Muliakanlah tamu Rasulullah Shallallaahu ’alaihi wasallam ini."
Dalam riwayat lain disebutkan: "Orang itu berkata kepada isterinya: "Apakah engkau mempunyai sesuatu jamuan?" Isterinya menjawab: "Tidak ada, kecuali makanan untuk anak-anakku." Lelaki itu berkata pula: "Buatlah sesuatu sebab kepada anak-anak itu dengan sesuatu - sehingga terlupa dari makan malamnya. Jadi kalau sudah waktunya mereka makan malam, maka tidurkanlah mereka. Jikalau tamu kita telah masuk rumah, lalu padamkanlah lampunya dan perhatikanlah padanya bahwa kita juga makan. Demikianlah lalu mereka duduk-duduk - yakni tuan rumah dengan tamunya, tamu itupun makan dan keduanya- lelaki dan isterinya -semalam itu dalam keadaan perut kosong.
Ketika menjelang pagi harinya, orang itu - yang menjadi tuan rumah - pergi kepada Nabi Shallallaahu ’alaihi wasallam - untuk menerangkan peristiwa malam harinya - lalu beliau s.a.w. bersabda:
"Benar-benar Allah menjadi heran dari kelakuanmu berdua -suami-isteri - terhadap tamumu tadi malam itu." (Muttafaq 'alaih)

Slawi, April 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT FITRAH

  YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT FITRAH Oleh : Masnun Tholab   Hukum Zakat Fitrah Sayyid Sabbiq dalam kitab Fiqih Sunnah mengatakan bahw...