BERWUDHU UNTUK SETIAP SHALAT
Oleh : Masnun Tholab
www.masnuntholab.blogspot.com
Segala Puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam.
Shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarga dan para sahabatnya.
Para ulama sepakat disunnatkan berwudhu untuk setiap shalat.
Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqih Sunnah berkata : Disunnatkan untuk memperbaharui wudhu wudhu pada setiap ingin mengerjakan shalat, berdasarkan hadits Buraidah RA,
كان النبيُّ صلى اللَّه عليه وآله وسلم يَتَوَضَّأَ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ الْفَتْحِ تَوَضَّأَ وَمَسَحَ على خَفَّيْهِ وصلَّى الصَّلَوَاتُ بِوُضُوْءٍ وَاحِدٍ, فقال عُمَرَ : يا رسولَ اللَّه إنَّكَ فَعَلْتَ شَيْئًا لَمْ تَكُنْ تَفْعَلُهُ؟ فقال : عَمَدً فَعَلْتُهُ يا عُمَرَ
” Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa berwudhu pada setiap kali ingin mengerjakan shalat. Akan tetapi, pada hari penaklukkan Mekah beliau berwudhu, menyapu kedua sepatunya serta mengerjakan shalat-shalat itu dengan satu kali wudhu saja. Umar bertanya, ’Wahai Rasulullah, anda melakukan sesuatu yang belum pernah Anda lakukan selama ini’. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ’Memang sengaja saya melakukan itu, wahai Umar” (HR. Ahmad, Muslim dan lain-lainnya).
Amar bin Amir Al-Anshari RA berkata, ”Anas bin Malik pernah mengatakan,
كان النبيُّ صلى اللَّه عليه وآله وسلم يَتَوَضَّأَ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ قِيْلَ لَهُ فَأَنْتُمْ كَيْفَ تَصْنَعُوْنَ قال: كُنَّا نُصلِّي الصَّلَوَاتِ بِوُضُوْءٍ وَاحِدٍ ما لَمْ نُحْدِثُ
’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam selalu berwudhu pada setiap ingin melakukan shalat’ Akupun bertanya kepadanya, ’Engkau sendiri bagaimana? Anas menjawab, ’Biasanya kami melakukan shalat-shalat itu dengan satu kali wudhu selama kami tidak berhadats” (HR. Bukhari dan Ahmad)
Dari Abu Hurairah RA,
عن النبيِّ صلى اللَّه عليه وآله وسلم قال: لولا أن أَشَقَّ على أمتي لَأَمَرْتُهُمْ عند كلِّ صلاةٍ بوضوءٍ ومع كلِّ وضوءٍ بِسِوَاكٍ
” Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ’ Kalau aku tidak khawatir memberatkan umatku, tentu mereka akuperintahkan berwudhu untuk setiap shalat, dan bersiwak untuk setiap hendak wudhu” (HR. Ahmad dengan sanad yang hasan).
Kemudian diriwayatkan pula dari Ibnu Umar RA,
كان رسولُ اللَّه صلى اللَّه عليه وآله وسلم يقول : من توضأَ على طَهْرٍ كَتَبَ له عَشْرَ حَسَنَاتٍ
” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ’Siapa yang berwudhu dalam keadaan suci, maka ia akan meraih sepuluh pahala kebaikan’” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
[Fiqih Sunnah 1, hal. 74].
Imam Asy-Syaukani dalam kitab Nailul Authar mengutip dan menjelaskan hadits-hadits berikut :
عن أبي هريرةَ عن النبيِّ صلى اللَّه عليه وآله وسلم قال: لولا أن أَشَقَّ على أمتي لَأَمَرْتُهُمْ عند كلِّ صلاةٍ بوضوءٍ ومع كل وضوءٍ بِسِوَاكٍ
Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, ia bersabda, ”Kalau aku tidak khawatir memberatkan umatku, tentu mereka akuperintahkan berwudhu untuk setiap shalat, dan bersiwak untuk setiap hendak wudhu” (HR. Ahmad dengan sanad yang sahih).
وعن أنس قال: كان رسول اللَّه صلى اللَّه عليه وآله وسلم يتوضأَ عند كلِّ صلاةٍ قيل له فأنتم كيف تَصْنَعُوْنَ قال: كُنَّا نُصلِّي الصلواتِ بوضوءٍ واحدٍ ما لم نُحْدِثُ
Dari Anas, ia berkata, “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berwudhu untuk setiap hendak shalat. Pernah Anas ditanya, ’kemudian kamu bagaimana?’ Ia menjawab, ’Kami mengerjakan beberapa kali shalat dengan wudhu sekali selama kami belum berhadats” (HR. Jamaah kecuali Muslim).
Asy-Syaukani berkata :
والحديث يدل على استحباب الوضوء لكل صلاة وعدم وجوبه
Hadits di atas menunjukkan disunnahkannya wudhu untuk setiap shalat dan tidak wajib.
وعن عبد اللَّه بن حنظلةَ: أن النبيَّ صلى اللَّه عليه وآله وسلم أَمَرَ بالوضوءِ لكل صلاةٍ طَاهِرًا كان أو غَيْرَ طَاهِرٍ فلما شَقَّ ذلك عليه أُمِرَ بالسواك ِعند كلِّ صلاةٍ وَوُضِعَ عنهُ الوضوءُ إلا مِنْ حَدِيْثٍ وكان عبدُ اللَّه بنُ عُمَرَ يرى أنَّ بِهِ قُوَّةً على ذلك كان يَفْعَلُهُ حتى مَاتَ
Dari Abdullah bin Handhalah, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan wudhuuntuk setiap shalat, baik dalam keadaan masih suci atau tidak suci, tetapi setelah hal itu dirasa memberatkannya, lalu diperintahkan bersiwak untuk setiap hendak shalat, dan dicabutnya berwudhu (untuk setiap hendak shalat) kecuali karena berhadats. Sedangkan Abdullah bin Umar diketahui bahwa ia mempunyai kekuatan berbuat yang demikian itu (berwudhu untuk setiap hendak shalat), maka ia biasa mengerjakannya sampai ia meninggal dunia” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
Asy-Syaukani berkata :
والحديث الأول فيه دليل على عدم وجوب الوضوء لكل صلاة وعلى استحبابه لكل صلاة مع الطهارة وقد تقدم الكلام عليه
Hadits Abdullah bin Handhalah menunjukkan tidak wajibnya wudhu untuk setiap shalat dan disunnahkannya untuk setiap shalat. Masalah ini telah kita bicarakan sebelumnya.
[Nailul Authar 1/175-176 (1/474-477)]
Wallahu a’lam.
Sumber rujukan :
-Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Pena Pundi Aksara, Jakarta, 2006
-Imam Asy-Syaukani, Nailul Author, Pustaka Azzam, Jakarta, 2006.
*Slawi, Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT FITRAH
YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT FITRAH Oleh : Masnun Tholab Hukum Zakat Fitrah Sayyid Sabbiq dalam kitab Fiqih Sunnah mengatakan bahw...
-
MENGUSAP KEPALA DALAM BERWUDHU Oleh : Masnun Tholab www.masnuntholab.blogspot.com Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Sha...
-
MENYENTUH KEMALUAN MEMBATALKAN WUDHU? Oleh : Masnun Tholab www.masnuntholab.blogspot.com Segala Puji bagi Allah, Tuhan seru sekalia...
-
TALKIN (Sebelum Meninggal) Oleh : Masnun Tholab www.masnuntholab.blogspot.com إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ و...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar