Rabu, 09 April 2014

SHALAT SUNNAH SESUDAH WUDHU



SHALAT SUNNAH SESUDAH WUDHU
Oleh : Masnun Tholab
www.masnuntholab.blogspot.com


ان الحمد لله نَحْمَدُهُ ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالن من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد أن لا إله الا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله

Renungan
Imam Syafi’I berkata :
إذَا وَجَدْتُمْ فِي كِتَابِي خِلَافَ سُنَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُولُوا بِسُنَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَدَعُوا قَوْلِي
"Apabila kalian mendapatkan di kitabku sesuatu yang bertentangan dengan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, maka jadikanlah sunnah Rasulullah sebagai dasar pendapat kalian dan tinggalkanlah apa yang aku katakan." (An-Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ 1/63; lihat Al-Harawi di kitab Dzammu Al-Kalam 3/47/1,)

Hadits-hadits tentang Shalat Sesudah Wudhu
Dari Uqbah bin Amir, dia berkata,
أنّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قال: "مَا مِنْ أحَدٍ يَتَوَضّأُ فَيُحْسِنُ الْوُضُوءَ وَيُصَلّي رَكْعَتَيْنِ يُقْبِلُ بِقَلْبِهِ وَوَجْهِهِ عَلَيْهِمَا إلاّ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنّةُ"
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seseorang yang berwudhu dan mengerjakan wudhunya dengan baik dan mengerjakan shalat dua rekaat dengan ikhlas dan tenang karena Allah, niscaya wajib baginya surge” (HR. Abu Dawud no. 169; Ahmad no 17352; Ibnu Hibban no. 1050).

Dari Utsman bin Affan Radhiallahu ‘anhu, dia berkata,
رَأَيْت رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ قَالَ : « مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ »
“Aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian beliau bersabda, ‘Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini, lalu mengerjakan shalat dua rekaat dengan khusyu, maka Allah mengampuni dosanya yang telah lalu’” (HR. Bukhari no. 164; Muslim no. 226)
Dari Abu Darda, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
 (( مَنْ توضَّأ فأحسنَ الوضوءَ ، ثمَّ قام فصلَّى ركعتين أو أربعاً يُحسِنُ فيهما الركوعَ والخشوعَ ، ثمَّ استغفرَ الله غُفِرَ له ))
 ‘Barangsiapa yang berwudhu dan menyempurnakannya dengan baik, kemudian berdiri mengerjakan shalat dua atau empat rekaat, baik yang fardhu maupun yang sunnah, dan shalatnya dikerjakan dengan sempurna pada waktu ruku dan sujudnya, setelah itu ia memohon ampun kepada Allah, maka pasti Allah mengampuninya’”(HR. Ahmad no 450; lihat Fiqih Sunnah 1/307)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Bilal ketika sholat Fajar,
"يَا بِلاَلُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي الإِسْلاَمِ فَإِنِّي سَمِعْتُ دَفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الْجَنَّةِ قَالَ مَا عَمِلْتُ عَمَلًا أَرْجَى عِنْدِي أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طَهُورًا فِي سَاعَةِ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ إِلاَّ صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطُّهُورِ مَا كُتِبَ لِي أَنْ أُصَلِّيَ" .
 “Wahai Bilal, ceritakan kepadaku tentang amalan yang paling engkau harapkan pahalanya sejak engkau memeluk Islam! Sesungguhnya aku mendengarkan bunyi kedua sandalmu di depanku di dalam surga”. Bilal menjawab, “Aku tidaklah mengerjakan suatu amal yang paling aku harapkan pahalanya, selain dari pada setiap kali bersuci, baik di waktu malam atau siang, aku selalu mengerjakan sholat semampu saya.”  (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhori, no.1098, 1149; Muslim, no. 6274, 9670; Ahmad no. 9670; Ibnu Khuzaimah no. 1208; Ibnu Hibban no. 7085).

Imam Asy-Syaukani dalam kitab Nailul Authar berkata :
Hadits ini mempunyai banyak faidah, diantaranya adalah bolehnya berijtihd dalam menetapkan ibadah, anjuran melaksanakan shalat setelah wudhu, dan bertanyanya sang guru kepada muridnya mengenai amalannya sehingga bisa menambahkan motivasi untuk muridnya.
[Bustanul Ahyar Mukhtashar Nailul Authar 2/666]

Mengerjakan Beberapa Shalat Sunnah Secara Bersamaan
Dalam kitab Raudhatuth Thalibin, Imam Nawawi berkata : Jika seseorang masuk ke dalam masjid untuk melaksanakan shalat fardhu, atau melaksanakan shalau sunnah lainnya dan dia berniat dengan Tahiyatul Masjid sekaligus, maka berhasil penggabungan niatnya. Begitu juga jika dia tidak meniatkan untuk shalat Tahiyatul Masjid.  
[Raudhatuth Thalibin 1/311 (1/675)]

Sayyid Sabbiq dalam kitab Fiqih Sunnah  berkata :
Shalat Istikharah boleh dilakukan ketika mengerjakan shalat sunnah rawatib atau tahiyatul masjid, atau boleh pula dilakukan pada waktu malam atau siang.
[Fikih Sunnah 1, hal. 304].
Kesimpulan
1.     Mayoritas ulama berpendapat, disunnahkah shalat minimal 2 rekaat setelah wudhu.
2.    Mayoritas ulama berpendapat, shalat sunnah sesudah wudhu bias dilakukan bersamaan dengan shalat-shalat sunnah lainnya.

Wallahu a’lam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT FITRAH

  YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT FITRAH Oleh : Masnun Tholab   Hukum Zakat Fitrah Sayyid Sabbiq dalam kitab Fiqih Sunnah mengatakan bahw...