Minggu, 01 Mei 2016

TAKBIRATUL IHRAM

TAKBIRATUL IHRAM

Oleh : Masnun Tholab

www.masnuntholab.blogspot.com

 

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاَللَّهِ من شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا من يهده  اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ له وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ له وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

Hukum Takbiratul Ihram
As-Sirozi berkata :Takbiratul ihram merupakan salah satu fardhu shalat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطُّهُورُ، وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ، وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ
“Kunci halat adalah bersuci, memulainya dengan takbir, dan mengakhirinya dengan salam.” (HR. Abu Daud 61, Turmudzi 3, & disahihkan al-Albani).
Imam Nawawi berpendapat :
Takbiratul Ihram merupakan salah satu rukun shalat dan tanpanya shalat tidak sah. Inilah madzhab kami, madzhab Malik, Ahmad, serta jumhur ulama salaf dan khalaf.
[Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab 3/543-544].

Sayyid Sabiq berkata : Takbiratul Ihram ini hanya dapat dilakukan dengan membaca lafadz “Allahu Akbar”. Hal ini berdasarkan hadits Abu Humaid,
اَنَّ النبيَّ صلى الله عليه وسلم كانَ اِذَا قَامَ اِلىَ الصَّلاةِ اِعْتَدَلَ قَائِمًا وَرَفَعَ يَدَيْهِ  ثُمَّ قَالَ : الله اَكْبَرْ
"Apabila Nabi Shallallahu ‘alihi wasallam berdiri hendak mengerjakan shalat, beliau berdiri tegak lurus dan mengangkat kedua belah lengannya, lalu mengucapkan 'Allahu Akbar'" (HR.Ibnu Majah, dan dinyatakan sahih oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban)  [lihat Fiqih Sunnah 1, hal. 188].

 

Mengangkat Kedua Tangan

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ فِي الصَّلَاةِ رَفَعَ يَدَيْهِ مَدًّا
”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memulai shalat, beliau mengangkat kedua tangannya dengan dibentangkan.” (HR. Abu Daud 753, Turmudzi 240, dan dishahihkan al-Albani)
Imam Asy-Syaukani berkata : Hadits ini menunjukkan disyari’atkannya mengangkat kedua tangan ketika takbiratul Ihram. An-Nawawi mengatakan, “Ini sudah menjadi ijma’ umat, yaitu mengangkat kedua tangan ketika takbiratul Ihram”.
[Bustanul Ahbar 1/457].

Ketika Takbiratul Ihram telapak tangan dihadapkan ke kiblat dan diangkat setinggi pundak atau telinga.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ إِذَا افْتَتَحَ الصَّلاَةَ
“Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya setinggi pundak, ketika memulai shalat.” (HR. Bukhari 735 & Muslim 390).
Dari Malik bin al-Huwairits radhiyallahu ‘anhu,
رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ إِذَا كَبَّرَ، وَإِذَا رَكَعَ، وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ حَتَّى بَلَغَتَا فُرُوعَ أُذُنَيْهِ
“Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya ketika takbiratul ihram, ketika rukuk, ketika i’tidal, hingga setinggi daun telinga.” (HR. Nasai 1024, dan yang lainnya).
Juga hadits:
كانَ رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم إذا افتتحَ الصلاةَ رفع َيدَيهِ حتى تكوناَ حَذْوَ أُذُنَيهِ
Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika memulai shalat beliau mengangkat kedua tangannya sampai setinggi kedua telinganya” (HR. Al Baihaqi 2/26)

 

Cara mengangkat tangan ketika takbir ada 3:
a. Mengangkat tangan sampai pundak lalu membaca takbir
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhumma,
كان رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذا قام إلى الصلاة؛ رفع يديه حتى تكونا حذو منكبيه، ثم كبَّر
Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai shalat, beliau mengangkat kedua tangannya hingga setinggi pundak, kemudian beliau bertakbir. (HR. Muslim 390).

b. Mengangkat tangan lalu sedekap bersamaan dengan takbir
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma,
رأيت النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ افتتح التكبير في الصلاة، فرفع يديه حين يكبر
”Saya melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai takbiratul ihram ketika shalat, beliau mengangkat kedua tangannya  ketika takbir. (HR. Bukhari 738)

c. Membaca takbir, lalu mengangkat tangan
Dari Malik bin al-Huwairits,
كان رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذا كبر؛ رفع يديه
”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika usai takbir, beliau mengangkat tangan” (HR. Muslim 391).

Bersedekap Setelah Takbiratul Ihram
Dari wa'il bin Hujr dia berkata;
قُلْتُ لَأَنْظُرَنَّ إِلَى صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ يُصَلِّي قَالَ فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ فَكَبَّرَ فَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى حَاذَتَا أُذُنَيْهِ ثُمَّ أَخَذَ شِمَالَهُ بِيَمِينِهِ فَلَمَّا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ رَفَعَهُمَا مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ وَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ 
"Sungguh aku benar-benar akan melihat shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan melihat bagaimana beliau tata cara beliau shalat." Wa'il berkata; asulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri menghadap kiblat, kemudian beliau bertakbir sambil mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua telinganya, kemudian tangan kanannya memegang tangan kirinya” (HR. Abu Daud)
Dari Ibnu Mas'ud
أَنَّهُ كَانَ يُصَلِّي فَوَضَعَ يَدَهُ الْيُسْرَى عَلَى الْيُمْنَى فَرَآهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى الْيُسْرَى
bahwa dia shalat dengan meletakkan tangan kirinya diatas tangan kanannya, ternyata dia dilihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kontan beliau meletakkan tangan kanannya diatas tangan kirinya." (HR. Abu Daud)
Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu’anhu:
كان الناسُ يؤمَرون أن يضَع الرجلُ اليدَ اليُمنى على ذِراعِه اليُسرى في الصلاةِ
Dahulu orang-orang diperintahkan untuk meletakkan tangan kanan di atas lengan kirinya ketika shalat” (HR. Al Bukhari 740)

Imam Nawawi menjelaskan : Sunnahnya adalah meletakkan kedua tangan setelah takbir, tangan kanan diletakkan di atas tangan kiri, sedangkan lengan tangan kanan menggenggam pergelangan tangan kiri dan sebagian lengan bawah”.
[Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdab 3/578]

Posisi Tangan Ketika Sedekap
Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab (3/582) menjelaskan tentang perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang letak bersedekap :
Madzhab kami (Syafi’i) berpendapat, “Kedua tangan dianjurkan diletakkan di bawah dada, di atas pusar”. Pendapat ini dikemukakan oleh Sa’id bin Jabir dan Abu Daud.
Dalilnya adalah hadits Wa’il bin Hujr, ia berkata,
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَضَعُ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى يَدِهِ الْيُسْرَى ثُمَّ يَشُدُّ بَيْنَهُمَا عَلَى صَدْرِهِ وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya kemudian mengencangkan keduanya di atas dadanya ketika beliau shalat” (HR,. Abu Daud 759, Al Baihaqi 4/38, Ath Thabrani dalam Mu’jam Al Kabir 3322).
Asy-Syaukani mengatakan : Hadits ini menjelaskan bahwa meletakkan tangan itu di atas dada. Dalam masalah ini tidak ada hadits yang lebih hsahih daripada hadits Wa’il.
[Bustanul Ahbar 1/461].

Abu Hanifah, Ats-Tsauri dan Ishaq berpendapat, “Kedua tangan diletakkan di bawah pusar” Pendapat ini dikemukakan oleh Abu Ishaq dan Al-Marudzi dari kalngan sahabat.
Dalilnya adalah hadits dari Ali RA, dia berkata,
مِنَ السُّنَّةِ وَضْعُ الْكَفِّ عَلَى الْكَفِّ فِي الصَّلَاةِ تَحْتَ السُّرَّةِ
Termasuk sunnah, meletakkan telapak tangan di atas telapak tangan dalam shalat di bawah pusar” (HR. Abu Daud 758, Al Baihaqi, 2/31)

Kesimpulan
1.     Para Ulama sepakat (ijma’) bahwa takbiratul Ihram adalah merupakan salah satu rukun shalat.
2.     Para Ulama sepakat (ijma’) dianjurkan mengangkat kedua tangan ketika Takbiratul Ihram.
3.    Para Ulama sepakat (ijma’) dibolehkan mengangkat telapak tangan setinggi pundak atau telinga.
4.    Para ulama berbeda pendapat tentang posisi tangan ketika sedekap. Ada yang berpendapat di bawah pusar, di atas pusar, dan di atas dada.

Wallahu a;lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT FITRAH

  YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT FITRAH Oleh : Masnun Tholab   Hukum Zakat Fitrah Sayyid Sabbiq dalam kitab Fiqih Sunnah mengatakan bahw...