Minggu, 01 Mei 2016

MENJENGUK ORANG SAKIT

MENJENGUK ORANG SAKIT
Oleh : Masnun Tholab
www.masnuntholab.blogspot.com

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاَللَّهِ من شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا من يهده  اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ له وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ له وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

Anjuran Menjenguk Orang Sakit
Dari Abu Hurairah Rhadiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
حَقُّ الْمُسْلِمِ على الْمُسْلِمِ خَمْسٌ : رَدُّ السَّلَامِ, وَعِيَادَةُ الْمَرِيْضِ, وَإتَّبَاعُ الْجَنَائِزِ, وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ, وَتَشْمِيْتُ الْعَاطِسِ‏)‏‏.‏
Hak (kewajiban) seorang muslim terhadap sesamanya ada lima perkara, yaitu: menjawab salam, menengok yang sakit, mengiringi mayat kepemakaman, menghadiri undangan, dan berdo’a bagi yang bersin. [HR Bukhari 1240; Muslim 5701]
Imam Asy-Syaukani dalam kitab Nailul Author berkata :
قوله (حق المسلم) أنه لا ينبغي تركُهُ ويكون فعلُهُ إما واجبا أو مندوبا ندبا مؤكدا شَبِيهًا بالواجب الذي لا ينبغي تركه. وقال ابن بطَّالٍ : المراد بالحق هنا الْحُرْمَةُ والصُّحْبَةُ
Ucapan beliau (Hak seorang muslim), yakni tidak layak ditinggalkan, maka pelaksanaannya bisa berhukum wajib atau sunnah muakkad, yaitu sangat ditekankan sehingga menyerupai wajib yang tidak layak diringgalkan. Ibnu Bathal mengatakan, “Yang dimaksud dengan hak di sini adalah kemuliaan dan persahabatan,”
قوله (وَعِيَادَةُ الْمَرِيْضِ) فيه دلالة على مشرعية عِيَادَة الْمَرِيْضِ وهي مشروعةٌ بالإجماع. قل البخاري بوجوبها فقال : بابُ وجوب عِيَادَة الْمَرِيْضِ. وقال الجمهور بالندب. وقد تَصِلُ إلى الوجوب في حق بعضٍ دونَ بعضٍ.
Ucapan beliau (menengok yang sakit) menunjukkan disyariatkannya menjenguk orang sakit, dan ini telah disyariatkan berdasarkan ijma’. Al-Bukhari menegaskan bahwa itu wajib, ia mencantumkan judul “bab wajibnya menjenguk orang sakit”. Jumhur mengatakan sunnah, dan kadang menjadi wajib pada hak sebagian orang. [Nailul Author 2, hal. 149, hadits no. 1763].

Keutamaan Menjenguk Orang Sakit
Diriwayatkan dari Ali Rhadiallahu ‘anhu, ia berkata:
‏سَمِعْتُ رسول اللَّه صلى اللَّه عليه وآله وسلم يقول‏:‏ إذَا عَادَ الْمُسْلِمُ أخَاهُ مَشَى في خِرْفَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ, فَإذَا جَلَسَ غَمَرَتْهُ الرَّحْمَةُ فَإنْ كَانَ غُدْوَةً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ, وإنْ كانَ مَسَاءً صلى عليه سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ‏‏‏.‏
Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila seorang muslim yang menjenguk orang muslim lainnya maka seakan-akan ia berjalan di kebun syurga hingga ia duduk. Apabila ia duduk, ia akan dilimpahi rakhmat. Apababila ia datang pada pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat akan bershalawat baginya hingga sore hari; dan jika ia menjenguknya pada sore hari maka tujuh puluh ribu malaikat akan bershalawat baginya hingga pagi hari” (HR Ahmad 612, Ibnu Majah 1442, Syeikh Albani berkata : SHAHIH).
Dari Tsauban Rhadiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إنَّ الْمُسْلِمَ إذَا عَادَ أخَاهُ الْمُسْلِمَ لَمْ يَزِلُ فِي مَخْرَفَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَرْجِعَ‏)‏‏.‏
 “Sesungguhnya apabila seorang muslim menjenguk orang muslim lainnya, maka ia berada di dalam kebun surge hingga ia kembali (dari menjenguk)” (HR Ahmad 22407, Muslim 6718, dan Tirmidzi).

Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqih Sunnah berkata :
Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa menjenguk orang sakit, maka akan terdengarlah seruan dari langit, ‘Baik sekali perbuatanmu! Baik sekali kunjunganmu! Engkau telah menyediakan satu tempat tinggal di dalam surge” (HR. Ibnu Majah)
[Fiqih Sunnah 2, hal. 105]

Adab Menjenguk Orang Sakit
Dari Anas, ia berkata,
كان النبيّ صلى اللَّه عليه وآله وسلم لَا يَعُوْدُ مَرِيْضًا إلَّا بَعْدَ ثَلَاثٍ‏‏‏.‏
 “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam biasanya tidak menjenguk orang sakit kecuali setelah tiga hari,” (HR. Ibnu Majah)
Dari Ibnu Abbas r.a.
 أن النبيَّ صلى الله عليه وسلم ، دَخَلَ عليَ أعَرَأبِي يَعُوْدُهُ وكانَ إِذَا دَخَلَ عَلَي مَنْ يَعُوْدُهُ قال‏:‏ ‏"‏لَا بَأْسَ، طَهُوْرٌ إنْ شَاءَ اللهُ‏"‏
Bahawasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam masuk ke tempat A'rab- penghuni pedalaman negeri Arab - untuk meninjaunya-kerana sakit-dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam itu apabila masuk ke tempat orang sakit untuk meninjaunya, maka beliau mengucapkan - yang artinya:
“Tidak ada halangan apa-apa. Ini sebagai pencuci dosa-dosamu Insya Allah." (HR. Bukhari) 
Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqih Sunnah berkata :
Disunnahkan sewaktu menjenguk orang sakit agar mendo’akan orang yang sakit agar cepat sembuh dan sehat kembali, juga memberinya nasehat agar tabah dan sabar, menyampaikan ucapan-ucapan yang baik yang dapat menghibur hati dan menguatkan jiwanya. [Fiqih Sunnah 2, hal. 105]

Do’a untuk Orang Sakit
Dari Aisyah radhiallahu 'anha,
أن النبيَّ صلى الله عليه وسلم كان يَعُوْدَ بَعْضَ أَهْلِهِ يَمْسَحُ بِيَدِهِ الْيُمْنَي ويقول‏:‏
 ‏"‏اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ، أَذْهِبِ الْبَاسَ  اشفِهِ وأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لَّا يُغَادِرُ سَقَماً”
bahawasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pada suatu waktu meninjau setengah dari keluarganya yang sakit. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam mengusap dengan tangannya yang kanan dan mengucapkan - yang ertinya: "Ya Allah, Tuhan seluruh manusia, hilangkanlah kesukaran - yakni penyakit - ini. Sembuhkanlah, Engkau sajalah yang dapat menyembuhkan. Tiada kesembuhan kecuali kesembuhan daripadaMu, yakni kesembuhan yang tidak lagi meninggalkan penyakit." (HR. Bukhari 5743; Tirmidzi 973; Abu Dawud 3890)

Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam., sabdanya:
‏"‏مَنْ عَادَ مَرِيْضاً لَمْ يَحْضُرُ أجَلُهُ، فقال عِنْدَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ‏:‏ أسْألُ اللهَ الْعَظِيْمِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أنْ يَشْفِيَكَ‏:‏ إلَّا عَافَاهُ اللهُ مِنْ ذَلِكَ المْرْضِ‏"
"Barangsiapa yang meninjau orang sakit yang belum waktunya untuk didatangi oleh ajal kematiannya, lalu orang yang meninjau tadi mengucapkan untuk yang sakit itu sebanyak tujuh kali, iaitu ucapan - yang ertinya: "Saya mohon kepada Allah yang Maha Agung, yang menguasai 'arasy yang agung, semoga Allah menyembuhkan penyakitmu, melainkan Allah akan menyembuhkan orang tadi dari penyakit yang dideritainya." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, hadits HASAN)

Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a., katanya:
 عادَنِي رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال‏:‏ ‏"‏ اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْداً، ‏"‏ اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْداً ،‏"‏ اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْداً "‏
"Saya ditinjau oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. - waktu aku menderita sakit - lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam. mengucapkan - yang ertinya: "Ya Allah, sembuhkanlah Sa'ad, ya Allah, sembuhkanlah Sa'ad, ya Allah, sembuhkanlah Sa'ad." (HR. Muslim 1628; Ahmad 1440)

Dari Abu Abdillah iaitu Usman bin Abul 'Ash r.a. bahawasanya ia mengadu kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kerana adanya suatu penyakit yang diderita dalam tubuhnya, lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda padanya:
‏"‏ضَعْ يَدَكَ عَلَي الَّذِي تَأْلَمُ مِنْ جَسَدِكَ وقُلْ‏:‏ بسمِ اللهِ -ثلاثاً- وَقُلْ سَبْعَ مَرَّاتٍ‏:‏ أعُوْذُ بِعِزَّةِ اللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أجِدُ وأُحَاذِرُ
"Letakkanlah tanganmu pada tempat yang engkau rasa sakit dari tubuhmu itu, kemudian ucapkanlah "Bismillah" tiga kali, lalu ucapkanlah pula sebanyak tujuh kali-yang artinya: "Saya mohon perlindungan dengan kemuliaan Allah dan kekuasaanNya dari keburukannya sesuatu yang saya peroleh dan saya takutkan." (HR. Muslim 5867)

Meminta Doa Orang Yang Sakit
Dari Umar r.a,
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إذَا دَخَلَتْ عَلَى مَرِيْضٍ فَمَرَهُ فَلْيَدَعَ لَكَ. فَإِنَّ دَعَاءَ الْمَلَائِكَةُ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika engkau datang menjenguk si sakit, suruhah ia berdo’a untukmu, karena doanya seperti doa malaikat, yakni besar kemungkinan dikabulkan Allah” (HR.Ibnu Majah, Syeikh Albani berkata : DHA’IF JIDDAN).
Pengarang Az-Zawa’id berkata, “Sanadnya  sahih dan perawinya dapat dipercaya, tetapi hadits ini munqathi, artinya terputus,”
[Fiqih Sunnah 2, hal. 105]

Wallahu a’lam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT FITRAH

  YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT FITRAH Oleh : Masnun Tholab   Hukum Zakat Fitrah Sayyid Sabbiq dalam kitab Fiqih Sunnah mengatakan bahw...