MENJENGUK ORANG SAKIT
Oleh : Masnun Tholab
www.masnuntholab.blogspot.com
Oleh : Masnun Tholab
www.masnuntholab.blogspot.com
إنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ
بِاَللَّهِ من شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا من يهده اللَّهُ
فَلاَ مُضِلَّ له وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ له وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ
إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Anjuran
Menjenguk Orang Sakit
Dari Abu Hurairah
Rhadiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
حَقُّ
الْمُسْلِمِ على الْمُسْلِمِ خَمْسٌ : رَدُّ السَّلَامِ, وَعِيَادَةُ الْمَرِيْضِ,
وَإتَّبَاعُ الْجَنَائِزِ, وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ,
وَتَشْمِيْتُ الْعَاطِسِ).
Hak (kewajiban) seorang
muslim terhadap sesamanya ada lima perkara, yaitu: menjawab salam, menengok
yang sakit, mengiringi mayat kepemakaman, menghadiri undangan, dan berdo’a bagi
yang bersin. [HR Bukhari 1240; Muslim 5701]
Imam Asy-Syaukani dalam
kitab Nailul Author berkata :
قوله (حق المسلم) أنه لا ينبغي تركُهُ ويكون فعلُهُ إما
واجبا أو مندوبا ندبا مؤكدا شَبِيهًا بالواجب الذي لا ينبغي تركه. وقال ابن بطَّالٍ
: المراد بالحق هنا الْحُرْمَةُ والصُّحْبَةُ
Ucapan beliau (Hak seorang
muslim), yakni tidak layak ditinggalkan, maka pelaksanaannya bisa berhukum
wajib atau sunnah muakkad, yaitu sangat ditekankan sehingga menyerupai wajib
yang tidak layak diringgalkan. Ibnu Bathal mengatakan, “Yang dimaksud dengan
hak di sini adalah kemuliaan dan persahabatan,”
قوله (وَعِيَادَةُ الْمَرِيْضِ) فيه دلالة على
مشرعية عِيَادَة الْمَرِيْضِ وهي مشروعةٌ بالإجماع. قل البخاري بوجوبها فقال : بابُ
وجوب عِيَادَة الْمَرِيْضِ. وقال الجمهور بالندب. وقد تَصِلُ إلى الوجوب في حق بعضٍ
دونَ بعضٍ.
Ucapan beliau (menengok
yang sakit) menunjukkan disyariatkannya menjenguk orang sakit, dan ini telah
disyariatkan berdasarkan ijma’. Al-Bukhari menegaskan bahwa itu wajib, ia
mencantumkan judul “bab wajibnya menjenguk orang sakit”. Jumhur mengatakan
sunnah, dan kadang menjadi wajib pada hak sebagian orang. [Nailul Author 2,
hal. 149, hadits no. 1763].
Keutamaan
Menjenguk Orang Sakit
Diriwayatkan dari Ali
Rhadiallahu ‘anhu, ia berkata:
سَمِعْتُ
رسول
اللَّه صلى اللَّه عليه وآله وسلم يقول: إذَا عَادَ الْمُسْلِمُ
أخَاهُ
مَشَى في خِرْفَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ, فَإذَا جَلَسَ
غَمَرَتْهُ
الرَّحْمَةُ فَإنْ كَانَ غُدْوَةً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ
أَلْفَ
مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ, وإنْ كانَ مَسَاءً صلى عليه سَبْعُوْنَ
أَلْفَ
مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ.
Saya mendengar Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila seorang muslim yang menjenguk
orang muslim lainnya maka seakan-akan ia berjalan di kebun syurga hingga ia
duduk. Apabila ia duduk, ia akan dilimpahi rakhmat. Apababila ia datang pada
pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat akan bershalawat baginya hingga sore
hari; dan jika ia menjenguknya pada sore hari maka tujuh puluh ribu malaikat
akan bershalawat baginya hingga pagi hari” (HR Ahmad 612, Ibnu Majah 1442,
Syeikh Albani berkata : SHAHIH).
Dari Tsauban Rhadiallahu
‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إنَّ
الْمُسْلِمَ
إذَا عَادَ أخَاهُ الْمُسْلِمَ لَمْ يَزِلُ فِي مَخْرَفَةِ
الْجَنَّةِ
حَتَّى يَرْجِعَ).
“Sesungguhnya apabila seorang muslim menjenguk
orang muslim lainnya, maka ia berada di dalam kebun surge hingga ia kembali
(dari menjenguk)” (HR Ahmad 22407, Muslim 6718, dan Tirmidzi).
Sayyid Sabiq dalam kitab
Fiqih Sunnah berkata :
Dari Abu Hurairah, Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa menjenguk orang sakit,
maka akan terdengarlah seruan dari langit, ‘Baik sekali perbuatanmu! Baik
sekali kunjunganmu! Engkau telah menyediakan satu tempat tinggal di dalam
surge” (HR. Ibnu Majah)
[Fiqih Sunnah 2, hal. 105]
Adab Menjenguk Orang Sakit
Dari Anas, ia berkata,
كان
النبيّ صلى اللَّه عليه وآله وسلم لَا يَعُوْدُ مَرِيْضًا إلَّا بَعْدَ
ثَلَاثٍ.
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
biasanya tidak menjenguk orang sakit kecuali setelah tiga hari,” (HR. Ibnu
Majah)
Dari Ibnu Abbas r.a.
أن النبيَّ صلى الله عليه
وسلم ، دَخَلَ عليَ أعَرَأبِي يَعُوْدُهُ وكانَ إِذَا دَخَلَ عَلَي
مَنْ يَعُوْدُهُ قال: "لَا بَأْسَ، طَهُوْرٌ إنْ شَاءَ اللهُ"
Bahawasanya Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam masuk ke tempat A'rab- penghuni pedalaman negeri
Arab - untuk meninjaunya-kerana sakit-dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam itu
apabila masuk ke tempat orang sakit untuk meninjaunya, maka beliau mengucapkan
- yang artinya:
“Tidak ada halangan
apa-apa. Ini sebagai pencuci dosa-dosamu Insya Allah." (HR. Bukhari)
Sayyid Sabiq dalam kitab
Fiqih Sunnah berkata :
Disunnahkan sewaktu
menjenguk orang sakit agar mendo’akan orang yang sakit agar cepat sembuh dan
sehat kembali, juga memberinya nasehat agar tabah dan sabar, menyampaikan
ucapan-ucapan yang baik yang dapat menghibur hati dan menguatkan jiwanya. [Fiqih
Sunnah 2, hal. 105]
Do’a untuk Orang Sakit
Dari Aisyah radhiallahu
'anha,
أن
النبيَّ صلى الله عليه وسلم كان يَعُوْدَ بَعْضَ أَهْلِهِ يَمْسَحُ
بِيَدِهِ الْيُمْنَي ويقول:
"اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ، أَذْهِبِ
الْبَاسَ اشفِهِ وأَنْتَ الشَّافِي لَا
شِفَاءَ
إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لَّا يُغَادِرُ سَقَماً”
bahawasanya Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam pada suatu waktu meninjau setengah dari
keluarganya yang sakit. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam mengusap dengan
tangannya yang kanan dan mengucapkan - yang ertinya: "Ya Allah, Tuhan
seluruh manusia, hilangkanlah kesukaran - yakni penyakit - ini. Sembuhkanlah,
Engkau sajalah yang dapat menyembuhkan. Tiada kesembuhan kecuali kesembuhan
daripadaMu, yakni kesembuhan yang tidak lagi meninggalkan penyakit." (HR.
Bukhari 5743; Tirmidzi 973; Abu Dawud 3890)
Dari Ibnu Abbas
radhiallahu 'anhuma dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam., sabdanya:
"مَنْ عَادَ
مَرِيْضاً لَمْ يَحْضُرُ أجَلُهُ، فقال عِنْدَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ: أسْألُ
اللهَ الْعَظِيْمِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أنْ يَشْفِيَكَ: إلَّا عَافَاهُ اللهُ
مِنْ ذَلِكَ المْرْضِ"
"Barangsiapa yang
meninjau orang sakit yang belum waktunya untuk didatangi oleh ajal kematiannya,
lalu orang yang meninjau tadi mengucapkan untuk yang sakit itu sebanyak tujuh
kali, iaitu ucapan - yang ertinya: "Saya mohon kepada Allah yang Maha
Agung, yang menguasai 'arasy yang agung, semoga Allah menyembuhkan penyakitmu,
melainkan Allah akan menyembuhkan orang tadi dari penyakit yang
dideritainya." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, hadits HASAN)
Dari Sa'ad bin Abu Waqqash
r.a., katanya:
عادَنِي رسول الله صلى الله عليه وسلم
فقال:
" اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْداً، " اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْداً
،" اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْداً "
"Saya ditinjau oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. - waktu aku menderita sakit - lalu
beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam. mengucapkan - yang ertinya: "Ya
Allah, sembuhkanlah Sa'ad, ya Allah, sembuhkanlah Sa'ad, ya Allah, sembuhkanlah
Sa'ad." (HR. Muslim 1628; Ahmad 1440)
Dari Abu Abdillah iaitu
Usman bin Abul 'Ash r.a. bahawasanya ia mengadu kepada Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam kerana adanya suatu penyakit yang diderita dalam tubuhnya,
lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda padanya:
"ضَعْ يَدَكَ
عَلَي الَّذِي تَأْلَمُ مِنْ جَسَدِكَ وقُلْ: بسمِ
اللهِ -ثلاثاً- وَقُلْ سَبْعَ مَرَّاتٍ: أعُوْذُ
بِعِزَّةِ
اللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أجِدُ وأُحَاذِرُ
"Letakkanlah tanganmu
pada tempat yang engkau rasa sakit dari tubuhmu itu, kemudian ucapkanlah
"Bismillah" tiga kali, lalu ucapkanlah pula sebanyak tujuh kali-yang
artinya: "Saya mohon perlindungan dengan kemuliaan Allah dan kekuasaanNya
dari keburukannya sesuatu yang saya peroleh dan saya takutkan." (HR.
Muslim 5867)
Meminta Doa Orang Yang
Sakit
Dari Umar r.a,
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم إذَا دَخَلَتْ عَلَى مَرِيْضٍ فَمَرَهُ
فَلْيَدَعَ لَكَ. فَإِنَّ دَعَاءَ الْمَلَائِكَةُ
Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda, “Jika engkau datang menjenguk si sakit, suruhah ia
berdo’a untukmu, karena doanya seperti doa malaikat, yakni besar kemungkinan
dikabulkan Allah” (HR.Ibnu Majah, Syeikh Albani berkata : DHA’IF JIDDAN).
Pengarang Az-Zawa’id
berkata, “Sanadnya sahih dan perawinya
dapat dipercaya, tetapi hadits ini munqathi, artinya terputus,”
[Fiqih Sunnah 2, hal. 105]
Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar