Senin, 13 Oktober 2025

TUKANG RAMAL

 

TUKANG RAMAL

Oleh : Masnun Tholab

 

DALIL-DALIL

Firman Allah (QS. Al-Jin: 26-27)   :

    عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَداًلَّا مَنِ ارْتَضَى مِن رَّسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَداً 

 “(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang gaib itu kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya. Maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.”  (QS. Al-Jin: 26-27)   

 

Imam at-Thabari dalam tafsirnya menjelaskan, ayat ini menegaskan bahwa hanya Allah swt yang bisa mengetahui hal-hal gaib kecuali orang-orang yang Dia kehendaki seperti para nabi melalui wahyu atau orang-orang saleh melalui ilham. (At-Thabari, Jami’ul Bayan, [2013], juz XII, halaman 275).

Firman Allah (QS Al-A’raf 7 : 188) :

قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ ۚ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. dan sekiranya Aku mengetahui yang ghaib, tentulah Aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan Aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman".

 

Firman Allah (QS. An-Naml 27 : 65) :

 قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ ۚ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ

Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan

 

Firman Allah  (QS. Al-Jin : 6) :

وَّاَنَّهٗ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْاِنْسِ يَعُوْذُوْنَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوْهُمْ رَهَقًاۖ

Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, Maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.

 

Dari Aisyah RA, dia berkata :

سَأَلَ أُنَاسٌ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْكُهَّانِ، فَقَالَ لَهُمْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّهُمْ لَيْسُوا بِشَيْئٍ. فَقَالُوا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، إِنَّهُمْ يُحَدِّثُوْنَ أَحْيَانًا بِالشَّيْئِ فَيَكُوْنُ حَقًّا. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ: تِلْكَ الْكَلِمَةُ مِنَ الْحَقِّ يَخْطَفُهَا الْجِنِّيُّ فَيُقَرْقِرُهَا فِيْ أُذُنِ وَلِيِّهِ كَقَرْقَرَةِ الدَّجَاجَةِ فَيَخْلِطُوْنَ فِيْهَا أَكْثَرَ مِنْ مِائَةِ كَذْبَةٍ

Beberapa orang bertanya kepada Rasulullah tentang dukun-dukun. Rasulullah berkata kepada mereka: “Mereka tidak (memiliki) kebenaran sedikitpun.” Mereka (para shahabat) berkata: “Terkadang para dukun itu menyampaikan sesuatu dan benar terjadi.” Rasulullah menjawab: “Kalimat yang mereka sampaikan itu datang dari Allah yang telah disambar (dicuri, red) oleh para jin, lalu para jin itu membisikkan ke telinga wali-walinya sebagaimana berkoteknya ayam dan mereka mencampurnya dengan seratus kedustaan.” (HR. Al-Bukhari no. 5429 dan Muslim no. 2228)

 

 

 

 

Diriwayatkan dari sebagian istri Rasulullah صلى الله عليه وسلم,

عَنِ النَّبِيِّ قَالَ: مَنْ أَتَى عَرَّافاً فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْئٍ، لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً

dari Nabi صلى الله عليه وسلم bahwa beliau bersabda, yang artinya: “Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh malam.” (HR. Muslim, no. 2230)

 

Dan dari Abu Hurairah r.a. sesungguhnya Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda :

مَنْ أَتَى كاهنا اوعرافافصد قه بما انزل على محمد النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Barangsiapa dating ke tukang tenung atau ke juru ramal, lalu ia mempercayai apa yang ia katakana, maka sungguh ia telah kufur kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad صلى الله عليه وسلم. (HR.Ahmad). [Nailul Author 6, hal. 2685]

 

PENDAPAT/PENJELASAN ULAMA

Al Qadhi ‘Iyadh mengatakan,

والعراف هو الحازر، والمنجم، الذي يدعى علم الغيب، وهي من العرافة، وصاحبها عراف، وهو الذي يستدل على الأمور بأسباب، ومقدمات، يدعي معرفتها، وقد يعتضد بعض أهل هذا الفن في ذلك، بالزجر، والطرق، والنجوم، وأسباب معتادة في ذلك، وهذا الفن هو العيافة بالياء. وكلها ينطلق عليها اسم الكهانة

“‘al arraf adalah orang suka meramal, atau munjim (orang meramal dengan bintang), yaitu orang-orang yang mengklaim mengetahui ilmu gaib. istilah ini dari al ‘arrafah, pelakunya disebut ‘arraf. Yaitu orang yang mengetahui perkara-perkara, dengan pertanda-pertanda dan sebab-sebab yang ia jadikan alasan bahwa ia tahu perkara tersebut. Mereka menggunakan berbagai sarana, ada yang dengan zajr (telapak tangan), dengan tharq (melempar tongkat), dengan bintang, dan sebab-sebab lain yang ia yakini. bidang ilmu dalam masalah ini disebut ‘iyafah dengan huruf ya’, dan semuanya berporos dari perdukunan” (Al Alfazh Al Musthalahat Al Muta’alliqah bit Tauhid, 435)


Syekh Abdurrauf al-Munawi mengatakan,

وقال المظهر: المراد أن من فعل هذه المذكورات و اسْتَحَلَّها فقد كفر ومن لم يستحلها فهو كافر النعمة على ما مر غير مرة

Al-Mazhar berkata: Maksudnya ialah barangsiapa yang mengerjakan hal-hal tersebut di atas dan menghalalkannya maka ia telah kafir. Dan barangsiapa yang tidak menghalalkannya maka ia telah mengingkari nikmat tersebut, sebagaimana telah disebutkan lebih dari satu kali. [Faidhul Qadir, juz, VI, halaman 23). 

 

Syekh Abdurrahman bin Ziyad az-Zabidi mengatakan :

 وَذَكَرَ ابْنُ الْفَرْكَاحِ عَنِ الشَّافِعِى أَنَّهُ إِنْ كَانَ الْمُنَجِّمُ يَقُوْلُ وَيَعْتَقِدُ أَنَّهُ لَا يُؤَثِّرُ إِلاَّ الله وَلَكِنْ أَجْرَى اللهُ الْعَادَةَ بِأَنَّهُ يَقَعُ كَذَا عِنْدَ كَذَا وَالْمُؤَثِّرُ هُوَ اللهُ، فَهَذَا عِنْدِى لاَ بَأْسَ فِيْهِ. وَأَفْتَى الزَّمْلَكَانِى بِالتَّحْرِيْمِ مُطْلَقًا

Imam Ibnul Farkah menjelaskan dari Imam asy-Syafi’i, bahwa sesungguhnya jika seorang peramal berkata dan meyakini bahwa tiada yang bisa memberi bekas kecuali Allah, hanya saja Allah memberlakukan hal semacam itu sesuai dengan kebiasaan, misal sesuatu terjadi ketika seperti ini, dan lain-lain, sedangkan yang memberi bekas hanyalah Allah, maka hal semacam ini menurutku tidak  masalah. Dan Imam az-Zamlakani mengharamkan secara mutlak.” (Ghayatu Talkhishil Murad bi Hamisyi Bughyatil Mustarsyidin, [Beirut: Darul Fikr, tt], halaman 41).

Wallahu a’lam.

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NAJISNYA AIR LIUR ANJING

  NAJISNYA AIR LIUR ANJING Oleh : Masnun Tholab www.masnuntholab.blogspot.com Air Liur Anjing Dari Abu Hurairah RA ia berkata, قَا...