ZIARAH KUBUR
Oleh : Masnun Tholab
www.masnuntholab.blogspot.com
إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
Hadits-hadits tentang ziarah kubur
Hadits
1
Dari
Buraidah Ibnu al-Hushoib al-Islamy Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda:
نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا
"Dulu
aku melarang kamu sekalian menziarahi kuburan, sekarang ziarahilah ia."
Riwayat Muslim No. 977. Tirmidzi (No. 1054). menambahkan: "Karena ia
mengingatkan akan akhirat."
Imam
Ash-Shan’ani dalam kitab Subulussalam mengatakan :
وحديث بريدة جمع فيه
بين ذكر أنه صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّم كان نهى أولاً عن زيارتها ثم أذن فيها
أخرى. وفي قوله:
"فزوروها" أمر الرجال بالزيارة وهو أمر ندب اتفاقاً، ويتأكد في حق
الوالدين لآثار في ذلك.
Hadits
ini menghimpun dua macam kalimat yaitu yang pertama mengingatkan kita bahwa
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melarang ziarah kubur kemudian beliau
mengizinkannya kembali. Perintahnya “Ziarahilah kubur” merupakan
perintah kepada orang laki-laki, dan perintah itu hanya menunjukkan hokum
sunnah, lebih-lebih menziarahi kubur orang tua. Ini sudah disepakati para
ulama. [Subulussalam 1, hal.878]
Sayyid
Sabiq dalam kitab Fiqih Sunnah mengatakan :
Larangan
pada permulaan itu adalah karena masih dekatnya mereka dengan zaman jahiliyah.
Dan dalam suasana ketika mereka masih belum dapat menjauhi sepenuhnya
ucapan-ucapan kotor dan keji. Maka tatkala mereka menganut Islam dan merasa
tenteram dengannya, serta mengetahui aturan-aturannya, diizinkanlah mereka oleh
syara’ untuk berziarah. [Fiqih Sunnah 2, hal. 205].
Hadits 2
Dari Abu Hurairah
Radhiallahu ‘Anhu, berkata :
زَارَ
النَّبِيُّ صلى اللَّه عليه وآله وسلم قَبْرَ
أُمِّهِ فَبَكَى, وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ فقال: اِسْتَأْذَنْتُ رَبِّي أنْ أسْتَغْفِرَ
لَها فَلَمْ يُؤْذِنْ لِي وَاسْتَأْذَنْتُهُ
في أنْ أزُوْرَ قَبْرَهَا فَأَذِنَ لِي, فَزُوْرُوا الْقُبُوْرَ, فَإنَّها تُذَكِّرُ
الْمَوْتَ
"Rasulullah
Sallallahu ‘Alaihi Wasallam berziarah ke kuburan ibunya. Beliau menangis
se-hingga membuat orang-orang yang bersamanya menangis pula. Beliau Sallallahu
‘Alaihi Wasallam bersabda : “Aku meminta izin kepada Rabbku untuk memohon ampun
buat ibuku tetapi Dia tidak mengizinkanku. Dan aku meminta izin untuk berziarah
ke kuburnya dan Dia mengizinkanku. Maka berziarah kuburlah, karena ia
mengingatkan mati." (HR. Muslim. Mukhtashar Shahih Muslim, no. 495).
Imam al-Qurthubi dalam at-Tadzkirah, 1/28 berkata, "Para ula-ma
berkata, 'Tidak ada sesuatu yang lebih bermanfaat bagi hati dari-pada ziarah
kubur, lebih-lebih jika hati tersebut membatu."
Hadits 3
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu,
أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم لَعَنَ زَائِرَاتِ الْقُبُورِ أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَصَحَّحَهُ
ابْنُ حِبَّانَ
bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melaknat wanita yang
menziarahi kuburan. (HR. Tirmidzi dan
dinilai shahih oleh Ibnu Hibban).
Al-Qurtubi
mengatakan :
اللعن
المذكور في الحديث إنما
هو للمكثرات من الزيارة لما تقتضيه الصيغة من المبالغة ولعل السبب ما يفضي إليه ذلك من تضييع حق الزوج
والتبرج وما ينشأ من الصياح ونحو ذلك وقد يقال إذا أمن جميع
ذلك فلا مانع من الإذن لهن لأن تذكر الموت يحتاج إليه الرجال والنساء انتهى
“Laknat
yang disebutkan dalam hadits itu adalah untuk para wanita yang sering
berziarah, hal itu tampak dari redaksinya yang menggunakan sighah mubalaghah
(kata yang mengandung arti sering).
Sebab
pelarangannya mungkin karena bila wanita sering ziarah kubur akan
mengantarkannya untuk menyia-nyiakan hak suami dan keluar dengan tabarruj. Di
samping juga akan muncul teriakan-teriakan/suara keras dari si wanita di sisi
kubur dan semisalnya. Dan dinyatakan bahwa bila aman dari terjadinya semua itu
maka tidak ada larangan memberi izin kepada mereka untuk datang ziarah ke
kubur, karena mengingat kematian dibutuhkan bagi laki-laki dan juga bagi
wanita.” [Nailul Author 2 , hal. 248; lihat Fiqih
Sunnah 2, hal. 209]
Imam
Ash-Shan’ani dalam kitab Subulussalam mengatakan :
وقد قال بعض أهل
العلم: إن هذا كان قبل أن يرخص النبي صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّم في زيارة القبور
فلما رخص دخل في رخصته الرجال والنساء. وقال
بعضهم: إنما كره زيارة القبور للنساء لقلة صبرهنّ وكثرة جزعهن
Sebagian
Ulama berkata, “Bahwa hadits ini ada sebelum Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam
membolehkan ziarah kubur. Setelah beliau membolehkannya maka termasuk laki-laki
dan perempuan”. Sebagian Ulama berkata, “Hanya makruh ziarah kubur itu bagi
orang-orang perempuan karena mereka kurang sabar dan banyak keluh kesahnya”. [Subulussalam
1, hal.878]
Hadits 4
Dari Ibnu Abi Mulaikah,
Dari Ibnu Abi Mulaikah,
أن عائشة أقْبَلَتْ ذَاتَ يَوْمَ
مِنَ الْمَقَابِرِ
فَقُلْتُ لَها: يا أمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ مِنْ أيْنَ أقْبَلْتِ قَالَتْ: مِنْ قَبْرِ
أخِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ فَقُلْتُ
لَها: ألَيْسَ كان نَهَى رسولُ اللَّهِ صلى اللَّه عليه وآله وسلم عَنْ زِيَارَةِ
الْقُبُوْرِ قَالَتْ
: نعم كان نَهَى عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ ثم أمَرَ بِزِيَارَتِها
bahwasanya
dia pernah melihat Aisyah menziarahi kuburan saudara laki-lakinya,
Abdurrahman.”Aisyah ditanya,’Bukankah Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam telah melarang hal ini.’Dia menjawab,’Ya,
dahulu beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melarangnya
kemudian memerintahkan untuk menziarahinya.” (HR. Baihaqi)
Hadits 5
Dari
Buraidah , ia berkata berkata:
كان
رسول اللَّه صلى اللَّه عليه وآله وسلم يُعَلِّمُهُمْ
إذَا خَرَجُوْا إلى الْمَقَابِرِ أنْ يقولَ قَائِلُهُمْ : اَلسَّلَامُ عليكم أهلَ
الدِّيَارِ من المؤمنين والمسلمين
وإنا إن شاء اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُوْنَ نَسْألُ اللَّهَ لنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ
Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengajari mereka bila keluar ke kuburan agar
mengucapkan, “Semoga sejahtera terlimpah atasmu wahai penghuni kubur dari kaum
mukminin dan muslimin, insya Allah kami akan menyusulmu, kami mohon kepada
Allah keselamatan bagi kami dan kamu sekalian”.(HR. Muslim).
Pendapat
Para Ulama Tentang Ziarah Kubur
Asy-Syaukani
berkata :
وقد
ذهب إلى كراهة الزيارة للنساء جماعة من أهل العلم وتمسكوا
بأحاديث الباب واختلفوا في الكراهة هل هي كراهة تحريم أو تنزيه .
وذهب
الأكثر إلى
الجواز إذا أمنت الفتنة واستدلوا بأدلة منها دخولهن تحت الإذن العام بالزيارة ويجاب عنه بأن الإذن العام
مخصص بهذا النهي الخاص المستفاد من اللعن
“Segolongan ahli ilmu
berpendapat makruhnya kaum wanita berziarah kubur, namun mereka berbeda
pendapat, apakah makruhnya ini mendekati haram atau tidak.
Mayoritas
berpendapat bahwa wanita boleh berziarah kubur bila terjaga dari terjadinya
fitnah, mereka berdalih dengan sejumlah dalil, diantaranya bahwa wanita juga
termasuk dalam izin umum untuk berziarah, namun alasan ini dibantah, bahwa
keumuman izin tersebut dikhususkan oleh larangan ini yang menyatakan
terlaknat,”
Zainuddin
bin Abdul Aziz al-Maliabari al-Fanani dalam kitab Fathul Mu’in berkata :
(زيارة قبور لرجل) لا لانثى،
فتكره لها. نعم، يسن لها زيارة قبر النبي صلى
اللَّه عليه وآله وسلم قال بعضهم: وكذا سائر الانبياء،
والعلماء، والاولياء.
Ziarah
kubur disunnatkan bagi kaum laki-laki tetapi tidak disunnatkan bagi wanita,
melainkan makruh. Betul demikian, tetapi wanita disunatkan ziarah ke makam Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam. Sedangkan ulama mengatakan, “Wanita disunnatkan
pula berziarah ke makam nabi-nabi lainnya, para ulama dan para wali,” [Fathul
Mu’in 1, hal. ].
Sayyid
Sabiq dalam kitab Fiqih Sunnah mengatakan :
رخص مالك وبعض الأحناف
وروأبة أحمد وأكثر العلماء فى زيارة النساء للقبور
Malik,
sebagian golongan Hanafi, suatu berita dari Ahmad, dan kebanyakan ulama memberi
keringan bagi wanita untuk berziarah ke kubur. [Fiqih Sunnah 2, hal.
207].
Ibnul
Qayim dalam kitab Zadul Maad berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam
bila menziarahi kubur, maksudnya adalah untuk mendoakan penghuninya, memohon
rahmat dan ampunan bagi mereka. Sementara orang-orang musyrik justru meminta
doa dari mayit, memohon pertolongan dan bantuan. Hal ini bertentangan dengan
petunjuk beliau, yang justru menyatakan belas kasihan kepada mayit dan
memohonkan ampunan serta kebaikan baginya”. [Zadul Maad 1, hal. 207].
Kesimpulan
- Para ulama sepakat (ijma’) bahwa
ziarah kubur disunnahkan bagi laki-laki.
- Para ulama berbeda pendapat
tentang wanita yang berziarah kubur. Sebagian ulama berpendapat dibolehkan
ziarah kubur asal tidak terlalu sering, sebagian ulama berpendapat makruh.
Wallahu
a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar