Rabu, 24 Februari 2010

ZIARAH KUBUR

ZIARAH KUBUR
Oleh : Masnun Tholab
www.masnuntholab.blogspot.com

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

Hadits-hadits tentang ziarah kubur
Hadits 1
Dari Buraidah Ibnu al-Hushoib al-Islamy Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا  
"Dulu aku melarang kamu sekalian menziarahi kuburan, sekarang ziarahilah ia." Riwayat Muslim No. 977. Tirmidzi (No. 1054). menambahkan: "Karena ia mengingatkan akan akhirat."

Imam Ash-Shan’ani dalam kitab Subulussalam mengatakan :
 وحديث بريدة جمع فيه بين ذكر أنه صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّم كان نهى أولاً عن زيارتها ثم أذن فيها أخرى. وفي قوله: "فزوروها" أمر الرجال بالزيارة وهو أمر ندب اتفاقاً، ويتأكد في حق الوالدين لآثار في ذلك.
Hadits ini menghimpun dua macam kalimat yaitu yang pertama mengingatkan kita bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melarang ziarah kubur kemudian beliau mengizinkannya kembali. Perintahnya “Ziarahilah kubur” merupakan perintah kepada orang laki-laki, dan perintah itu hanya menunjukkan hokum sunnah, lebih-lebih menziarahi kubur orang tua. Ini sudah disepakati para ulama. [Subulussalam 1, hal.878]

Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqih Sunnah mengatakan :
Larangan pada permulaan itu adalah karena masih dekatnya mereka dengan zaman jahiliyah. Dan dalam suasana ketika mereka masih belum dapat menjauhi sepenuhnya ucapan-ucapan kotor dan keji. Maka tatkala mereka menganut Islam dan merasa tenteram dengannya, serta mengetahui aturan-aturannya, diizinkanlah mereka oleh syara’ untuk berziarah. [Fiqih Sunnah 2, hal. 205].

Hadits 2
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, berkata :
زَارَ النَّبِيُّ صلى اللَّه عليه وآله وسلم قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى, وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ فقال‏:‏ اِسْتَأْذَنْتُ رَبِّي أنْ أسْتَغْفِرَ لَها فَلَمْ يُؤْذِنْ لِي وَاسْتَأْذَنْتُهُ في أنْ أزُوْرَ قَبْرَهَا فَأَذِنَ لِي, فَزُوْرُوا الْقُبُوْرَ, فَإنَّها تُذَكِّرُ الْمَوْتَ
"Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam berziarah ke kuburan ibunya. Beliau menangis se-hingga membuat orang-orang yang bersamanya menangis pula. Beliau Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Aku meminta izin kepada Rabbku untuk memohon ampun buat ibuku tetapi Dia tidak mengizinkanku. Dan aku meminta izin untuk berziarah ke kuburnya dan Dia mengizinkanku. Maka berziarah kuburlah, karena ia mengingatkan mati." (HR. Muslim. Mukhtashar Shahih Muslim, no. 495).
Imam al-Qurthubi dalam at-Tadzkirah, 1/28 berkata, "Para ula-ma berkata, 'Tidak ada sesuatu yang lebih bermanfaat bagi hati dari-pada ziarah kubur, lebih-lebih jika hati tersebut membatu."

Hadits 3
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu,
أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم  لَعَنَ زَائِرَاتِ الْقُبُورِ   أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melaknat wanita yang menziarahi kuburan. (HR.  Tirmidzi dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban).
Al-Qurtubi mengatakan :
اللعن المذكور في الحديث إنما هو للمكثرات من الزيارة لما تقتضيه الصيغة من المبالغة ولعل السبب ما يفضي إليه ذلك من تضييع حق الزوج والتبرج وما ينشأ من الصياح ونحو ذلك وقد يقال إذا أمن جميع ذلك فلا مانع من الإذن لهن لأن تذكر الموت يحتاج إليه الرجال والنساء انتهى
“Laknat yang disebutkan dalam hadits itu adalah untuk para wanita yang sering berziarah, hal itu tampak dari redaksinya yang menggunakan sighah mubalaghah (kata yang mengandung arti sering).
Sebab pelarangannya mungkin karena bila wanita sering ziarah kubur akan mengantarkannya untuk menyia-nyiakan hak suami dan keluar dengan tabarruj. Di samping juga akan muncul teriakan-teriakan/suara keras dari si wanita di sisi kubur dan semisalnya. Dan dinyatakan bahwa bila aman dari terjadinya semua itu maka tidak ada larangan memberi izin kepada mereka untuk datang ziarah ke kubur, karena mengingat kematian dibutuhkan bagi laki-laki dan juga bagi wanita.” [Nailul Author 2 , hal. 248; lihat Fiqih Sunnah 2, hal. 209]

Imam Ash-Shan’ani dalam kitab Subulussalam mengatakan :
وقد قال بعض أهل العلم: إن هذا كان قبل أن يرخص النبي صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّم في زيارة القبور فلما رخص دخل في رخصته الرجال والنساء. وقال بعضهم: إنما كره زيارة القبور للنساء لقلة صبرهنّ وكثرة جزعهن
Sebagian Ulama berkata, “Bahwa hadits ini ada sebelum Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam membolehkan ziarah kubur. Setelah beliau membolehkannya maka termasuk laki-laki dan perempuan”. Sebagian Ulama berkata, “Hanya makruh ziarah kubur itu bagi orang-orang perempuan karena mereka kurang sabar dan banyak keluh kesahnya”. [Subulussalam 1, hal.878]

Hadits 4
Dari Ibnu Abi Mulaikah,
أن عائشة أقْبَلَتْ ذَاتَ يَوْمَ مِنَ الْمَقَابِرِ فَقُلْتُ لَها‏:‏ يا أمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ مِنْ أيْنَ أقْبَلْتِ قَالَتْ‏:‏ مِنْ قَبْرِ أخِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ فَقُلْتُ لَها‏:‏ ألَيْسَ كان نَهَى رسولُ اللَّهِ صلى اللَّه عليه وآله وسلم عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ قَالَتْ ‏:‏ نعم كان نَهَى عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ ثم أمَرَ بِزِيَارَتِها
bahwasanya dia pernah melihat Aisyah menziarahi kuburan saudara laki-lakinya, Abdurrahman.”Aisyah ditanya,’Bukankah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam  telah melarang hal ini.’Dia menjawab,’Ya, dahulu beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melarangnya kemudian memerintahkan untuk menziarahinya.” (HR. Baihaqi)

Hadits 5
Dari Buraidah , ia berkata berkata:
كان رسول اللَّه صلى اللَّه عليه وآله وسلم يُعَلِّمُهُمْ إذَا خَرَجُوْا إلى الْمَقَابِرِ أنْ يقولَ قَائِلُهُمْ : اَلسَّلَامُ عليكم أهلَ الدِّيَارِ من المؤمنين والمسلمين وإنا إن شاء اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُوْنَ نَسْألُ اللَّهَ لنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengajari mereka bila keluar ke kuburan agar mengucapkan, “Semoga sejahtera terlimpah atasmu wahai penghuni kubur dari kaum mukminin dan muslimin, insya Allah kami akan menyusulmu, kami mohon kepada Allah keselamatan bagi kami dan kamu sekalian”.(HR. Muslim).

Pendapat Para Ulama Tentang Ziarah Kubur
Asy-Syaukani berkata :
وقد ذهب إلى كراهة الزيارة للنساء جماعة من أهل العلم وتمسكوا بأحاديث الباب واختلفوا في الكراهة هل هي كراهة تحريم أو تنزيه .
وذهب الأكثر إلى الجواز إذا أمنت الفتنة واستدلوا بأدلة منها دخولهن تحت الإذن العام بالزيارة ويجاب عنه بأن الإذن العام مخصص بهذا النهي الخاص المستفاد من اللعن
“Segolongan ahli ilmu berpendapat makruhnya kaum wanita berziarah kubur, namun mereka berbeda pendapat, apakah makruhnya ini mendekati haram atau tidak.
Mayoritas berpendapat bahwa wanita boleh berziarah kubur bila terjaga dari terjadinya fitnah, mereka berdalih dengan sejumlah dalil, diantaranya bahwa wanita juga termasuk dalam izin umum untuk berziarah, namun alasan ini dibantah, bahwa keumuman izin tersebut dikhususkan oleh larangan ini yang menyatakan terlaknat,”

Zainuddin bin Abdul Aziz al-Maliabari al-Fanani dalam kitab Fathul Mu’in berkata :
(زيارة قبور لرجل) لا لانثى، فتكره لها. نعم، يسن لها زيارة قبر النبي صلى اللَّه عليه وآله وسلم قال بعضهم: وكذا سائر الانبياء، والعلماء، والاولياء.
Ziarah kubur disunnatkan bagi kaum laki-laki tetapi tidak disunnatkan bagi wanita, melainkan makruh. Betul demikian, tetapi wanita disunatkan ziarah ke makam Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Sedangkan ulama mengatakan, “Wanita disunnatkan pula berziarah ke makam nabi-nabi lainnya, para ulama dan para wali,” [Fathul Mu’in 1, hal.  ].

Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqih Sunnah mengatakan :
رخص مالك وبعض الأحناف وروأبة أحمد وأكثر العلماء فى زيارة النساء للقبور
Malik, sebagian golongan Hanafi, suatu berita dari Ahmad, dan kebanyakan ulama memberi keringan bagi wanita untuk berziarah ke kubur. [Fiqih Sunnah 2, hal. 207].

Ibnul Qayim dalam kitab Zadul Maad berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bila menziarahi kubur, maksudnya adalah untuk mendoakan penghuninya, memohon rahmat dan ampunan bagi mereka. Sementara orang-orang musyrik justru meminta doa dari mayit, memohon pertolongan dan bantuan. Hal ini bertentangan dengan petunjuk beliau, yang justru menyatakan belas kasihan kepada mayit dan memohonkan ampunan serta kebaikan baginya”. [Zadul Maad 1, hal. 207].

Kesimpulan
  1. Para ulama sepakat (ijma’) bahwa ziarah kubur disunnahkan bagi laki-laki.
  2. Para ulama berbeda pendapat tentang wanita yang berziarah kubur. Sebagian ulama berpendapat dibolehkan ziarah kubur asal tidak terlalu sering, sebagian ulama berpendapat makruh.
Wallahu a’lam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT FITRAH

  YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT FITRAH Oleh : Masnun Tholab   Hukum Zakat Fitrah Sayyid Sabbiq dalam kitab Fiqih Sunnah mengatakan bahw...