MEMBACA YAA SIIN UNTUK MAYAT
Oleh : Masnun Tholab
Masnuntholab.blogspot.com
Di masyarakat ada kebiasaan membaca surat Yaa Siin untuk orang yang sedang sakaratul maut, ada pula yang membacanya setelah orang tersebut meninggal dunia, serta ada pula yang tidak membaca surat Yaa Siin baik pada orang yang sedang sakaratul maut maupun pada orang yang sudah meninggal dunia.
Uraian di bawah ini mudah-mudahan bisa menjelaskan mengapa terjadi perbedaan kebiasaan tersebut.
وَعَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: اقْرَؤُوا عَلَى مَوْتَاكُمْ يس. رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَالنَّسَائِيُّ, وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ .
Dari Ma’qil bin Yasar r.a., katanya: "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bacakanlah Yasin untuk orang-orang yang mati diantara kalian” (HR. Abu Dawud, Nasa’i, dan disohihkan oleh Ibnu Hibban)
Ibnul Qathan dalam kitab At-Talkhis berkata : “Abu Bakar Ibnul Arobi menukil dari Ad-Daruqutni, bahwa ia berkata, “Hadits ini dho’if sanadnya dan majhul matannya. Tidak ada satupun hadits yang shahih dalam bab ini”.
[Bulughul Maram, hal. 222].
Menurut Imam As-Suyuti dalam kitab Al-Jami’us Saghir hadits tersebut Hasan. Sedangkan menurut Syekh Muhammad Nasirudin Al-Albani hadits tersebut dho’if.
[Al-Jami’us Saghir 1, hal. 365].
Imam Ash-Shan’ani dalam kitab Subulussalam berkata :
قال ابن حبان: أراد به من حضرته المنية لا أن الميت يقرأ عليه يس"
وأعله ابن القطان بالاضطراب والوقف، وبجهالة حال أبي عثمان وأبيه، ونقل عن الدارقطني أنه قال: هذا حديث مضطرب الإسناد مجهول المتن ولا يصح، وقال أحمد في مسنده: حدثنا أبو المغيرة: حدثنا صفوان قال: كانت المشيخة يقولون: إذا قرئت يس عند الميت خفف عنه بها.
Ibnu Hibban berkata : “Yang dimaksud dengan mautaakum di sini adalah orang yang sedang sakaratul maut, bukan orang yang telah menjadi mayat (sudah meninggal) dibacakan Yaa Siin”.
Tetapi hadits tersebut dinilai cacat oleh Ibnu Qathan karena termasuk hadits muththarib dan mauquf, karena tidak diketahui identitas Abu Utsman dan bapaknya itu.
Ad-Daruquthni meriwayatkan bahwa ia pernah berkata, “Hadits ini muththarib sanadnya, tidak dikenal dan tidak shahih”.
Ahmad mengatakan dalam Musnadnya, bahwa Shafwan pernah menceritakan kepada kami, ia mengatakan bahwa guru-gurunya pernah berkata, “Apabila surat Yaa Siin dibacakan pada orang yang telah mati, maka ia akan diringankan siksaan dan deritanya” (HR. Ahmad 4/109).
[Subulussalam 1, hal. 814]
وَعَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: يس قلب القرأن, لابقرءوهارجل يريد الله والدرالأخرة إلا غفرله واقْرَؤُوها عَلَى مَوْتَاكُمْ.
Dari Ma’qil bin Yasar r.a., katanya: "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Yaa Siin adalah jantung Al-Quran dan tidak seorangpun yang membacanya dengan mengharapkan keridhaan Allah akan pahala akhirat, kecuali dia akan diampuni-Nya. Dan bacakanlah ia untuk orang-orang yang mati diantara kalian” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i, Hakim, dan disohihkan oleh Ibnu Hibban)
Sayyid Sabiq berkata dalam kita Fiqih Sunnah :
قال ابن حبان: أراد به من حضرته المنية لا أن الميت يقرأ عليه
ويويد هذا المعنى مارواه أحمد في مسنده عن صفوان قال: كانت المشيخة يقولون : إذا قرئت يس عند الميت خفف عنه بها واسنده صاحب مسند الفردوس الى ابى الدرداء وابى ذر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم "ما من ميت يموت فتقرأ عند ه يس إلا هون الله عليه"
Ibnu Hibban berkata, “Mawta maksudnya adalah orang yang telah mendekati ajalnya. Jadi, maksudnya bukan dibacakan kepada mayat. Makna ini dikuatkan oleh keterangan yang diriwayatkan oleh Shafwan oleh Ahmad pada musnadnya yang mengatakan, ‘para orang tua terkemuka mengatakan, “Jika dibacakan Yaa Siin pada saat seseorang hendak meninggal, maka ia akan memperoleh keridhaan karenanya”. Sedangkan pengarang Musnad Al-Firdaus meneruskan sumbernya pada Abud Darda dan Abu dzar bahwa menurut mereka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Setiap orang yang hendak meninggal dengan dibacakan Yaa Siin di sisinya, ia akan diberi keringanan oleh Allah”
[Fiqih Sunnah 2, hal. 121]
Kesimpulan :
1. Ulama berbeda pendapat tentang derajat hadits mengenai Surat YaaSiin; ada yang berpendapat shahih, ada yang berpendapat Hasan, dan ada yang berpendapat dho’if.
2. Ulama berbeda pendapat tentang membaca surat Yaa Siin pada mayat; ada yang berpendapat dibaca sebelum meninggal, ada yang berpendapat setelah meninggal dunia.
Wallahu a’lam.
Sumber Rujukan :
-Imam As-Suyuti, Al-Jami’us Shaghir, Bina Ilmu, Surabaya, 1993
- Imam Nasa’I, Sunan An-Nasa’I (E-book)
- Abu Daud, Sunan Abu Daud (E-book)
-Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Pena Pundi Aksara, Jakarta, 2006
-Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram, Mutiara Ilmu, Surabaya, 1995.
-Imam Ash-Shan’ani, Subulussalam, Darus Sunnah, Jakarta, 2007.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT FITRAH
YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT FITRAH Oleh : Masnun Tholab Hukum Zakat Fitrah Sayyid Sabbiq dalam kitab Fiqih Sunnah mengatakan bahw...
-
MENGUSAP KEPALA DALAM BERWUDHU Oleh : Masnun Tholab www.masnuntholab.blogspot.com Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Sha...
-
MENYENTUH KEMALUAN MEMBATALKAN WUDHU? Oleh : Masnun Tholab www.masnuntholab.blogspot.com Segala Puji bagi Allah, Tuhan seru sekalia...
-
TALKIN (Sebelum Meninggal) Oleh : Masnun Tholab www.masnuntholab.blogspot.com إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ و...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar