JUMLAH
BASUHAN DALAM WUDHU
Oleh
: Masnun Tholab
www.masnuntholab.blogspot.com
إنَّ الْحَمْدَ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاَللَّهِ من
شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا من يهده اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ له وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ له وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Renungan
Imam Nawawi dalam
kitab Al-Majmu Syarah Al-Muhadzdzab berkata : Imam Syafi’I berkata :
إذَا
وَجَدْتُمْ فِي كِتَابِي خِلَافَ سُنَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقُولُوا بِسُنَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَدَعُوا قَوْلِي
"Apabila kalian mendapatkan di kitabku sesuatu yang
bertentangan dengan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, maka
jadikanlah sunnah Rasulullah sebagai dasar pendapat kalian dan tinggalkanlah
apa yang aku katakan." (An-Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ 1/63; lihat
Al-Harawi di kitab Dzammu Al-Kalam 3/47/1,)
Mayoritas ulama berpendapat bahwa yang diwajibkan dalam membasuh anggota
wudhu adalah cukup sekali basuhan. Namun mereka berpendapat yang
lebih utama adalah membasuh anggota wudhu masing-masing tiga kali.
عَنْ ابْنِ
عَبَّاسٍ قَالَ : تَوَضَّأَ رَسُولُ اللَّهِ صلى
اللَّه عليه وآله وسلم مَرَّةً مَرَّةً . رَوَاهُ
الْجَمَاعَةُ إلا مُسْلِمًا
Dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berwudhu
sekali-sekali” (HR. Jamaah kecuali Muslim)
Imam Asy-Syaukani berkata :
والحديثُ
يدلُّ على أن الواجبَ من الوضوءِ مرةً ولِهذا اقْتَصَرَ عليه النبي صلى اللَّه عليه وآله وسلم
ولو كان الواجبُ مرتين أو ثلاثًا لَمَا اقْتَصَرَ على مرةٍ
Hadits ini menunjukkan wajibnya wudhu adalah sekali membasuh atau mengusap,
dan oleh karena itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mencukupkan sekali saja,
dan kalau dua kali dan tiga kali itu wajib, maka tentu Nabi Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam tidak akan mencukupkan dengan sekali saja.
[Nailul Authar 1/140 (1/379)]
وَعَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ أَنَّ النَّبِيَّ صلى
اللَّه عليه وآله وسلم تَوَضَّأَ مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ
.
Dari Abdullah bin Zaid,
bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berwudhu dua kali-dua kali” (HR. Ahmad,
Bukhari, tetapi dalam bab ini Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah dan Jabir)
Imam Asy-Syaukani berkata :
والحديث
يدل على أن التوضوءَ مرتين يَجُوْزُ ويُجْزَئُ ولا خِلافَ في ذلك.
Hadits ini menunjukkan bahwa membasuh dua kali ketika wudhu dibolehkan dan
mencukupi, pernyataan itu tidak diperselisihkan.
[Nailul Authar 1/141 (1/379)]
وَعَنْ
عُثْمَانَ أَنَّ النَّبِيَّ صلى اللَّه عليه وآله وسلم تَوَضَّأَ
ثَلاثًا ثَلاثًا .
Dari Utsman, bahwa Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam berwudhu tiga kali-tiga kali” (HR. Ahmad dan
Muslim)
Imam Asy-Syaukani berkata :
الحديث
أخرجه بِهذا اللفظِ الترمذيُّ وقال: هو أحسنُ شيءٍو في الباب
وذَكَرَ
حديثَ عثمانَ الذي شَرَحْنَاهُ في أول باب الوضوء وقد قَدَّمْنَا أن التَثْلِيْثَ سنةٌ بالإجْماع.
Hadits ini diriwayatkan
juga oleh Tirmidzi, dia berkata, hadits ini yang terbaik di dalam bab ini.
Sedangkan hadits Utsman yang telah diterangkan pada permulaan bab ini
menyebutkan bahwa membasuh tiga kali dalam berwudhu adalah sunnah secara ijma’
[Nailul Authar
1/141 (1/380)]
وَعَنْ عَمْرِو
بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ : « جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إلَى
رَسُولِ اللَّهِ صلى اللَّه عليه وآله وسلم يَسْأَلُهُ
عَنْ الْوُضُوءِ فَأَرَاهُ ثَلاثًا ثَلاثًا ، وَقَالَ : « هَذَا الْوُضُوءُ ،
فَمَنْ زَادَ عَلَى هَذَا فَقَدْ أَسَاءَ وَتَعَدَّى وَظَلَمَ »
Dari Amr bin Syu’aib dari
ayahnya dari datuknya, ia berkata, “Datanglah seorang Baduwi kepada Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam menanyakan masalah wudhu, lalu Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam memberitahukannya tiga kali-tiga kali dan bersabda
: ‘Itulah bilangan wudhu, maka barangsiapa menambah dari itu, maka ia telah
berbuat kejelekan, pelanggaran dan zalim’” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Ibnu
Majah)
Imam Asy-Syaukani berkata
:
وفي
الحديث دليلٌ على أن مُجَاوَزَةَ الثلاثَ الغسلَاتِ من الِاعْتِدَاءِ في الطهورِ. وقد أخرج أبو داود
وابن ماجهٍ من حديث عبد اللَّه بن مغفل أنه قال: (سمعت رسول اللَّه صلى اللَّه عليه وآله وسلم يقول: إنه سَيَكُوْنُ
في هذه الأمةِ قومٌ يَعْتَدُوْنَ
في الطهور والدعاء وأن فَاعِلَهُ مُسِيءٌ وظالِمٌ) أي أساءَ بترك الأَوْلَى وتَعَدَّى
حَدَّ السنةِ.
وظلم أي وضع الشيءَ في غير مَوْضِعِهِ
Hadits ini menunjukkan
bahwa melebihi membasuh tiga kali termasuk pelanggaran dan sesat. Abu Daud,
Ibnu Majah dari hadits Abdullah bin Mughaffal, dia berkata, “Saya mendengar
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Bahwasanya di dalam ummatku
ada kaum yang melanggar di dalam bersuci dan berdo’a, dan pelakunya dalah oknum
dan menyesatkan”, yakni sebagai oknum karena meninggalkan yang lebih baik,
melanggar sunnah dan menyesatkannya, karena menempatkan sesuatu tidak pada
tempatnya.
[Nailul Authar
1/141 (1/381)]
Imam
Syafi’i berkata :
أخبرنا مالك عن عمرِو بن يحيى الْمازني
عن أبيه عن عبد الله بن زيد أن رسول الله صلى الله عليه وسلم توضأ فغسل وجههُ
ثلاثا ويديهِ مرتين مرتين ومسح رأسَهُ بيدَيْهِ فأقبل بِهما وأدْبَرَ بَدَأَ بِمَقْدَمِ
رأسِهِ ثم ذهب بِهما إلى قَفَاهُ ثم ردهما إلى الْمكانِ الذي بدأ منه ثم غسل رِجْلَيْهِ
قال ولا أُحِبُّ للمُتَوَضِّيءِ
أن يَزِيْدَ على ثلاث وإنْ زاد لم أكرهَهُ إن شاء الله تعالى
Diriwayatkan
dari Abdullah bin Zaid, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berwudhu dengan
membasuh mukanya sebanyak tiga kali, kedua tangannya sebanyak dua kali-dua
kali, serta mengusap kepalanya dengan kedua tangnnya. Lalu beliau menggeser
kedua tangan itu ke depan dan ke belakang. Beliau memulai dari bagian depan
kepalanya, kemudian menjalankan kedua tangannya ke tengkuknya (belakang
kepala). Kemudian dikembalikan lagi ke tempat semula, lalu beliau membasuh
kedua kakinya.
Saya tidak menyukai
seseorang berwudhu lebih dari tiga kali usapan, walaupun saya tidak
memandangnya sebagai perkara yang makruh, insya Allah.
[Al-Umm 1/38 (1/45-46)].
Imam
Nawawi dakam kitab Raudhatuth Thalibin berkata :
قلتُ تُكْرَهُ الزِّيَادَةُ على ثلاث وقيل تَحْرُمُ وقيل هي خِلَافُ الأَوْلَى
والصحيحُ الأولُ وإنما تَجِبُ الغَسْلَةُ مرةً إذا اسْتَوَعَبَتِ العُضْوُ ,والله أعلم
Saya
katakan, “Makruh hukumnya apabila lebih dari tiga kali. Ada yang mengatakan
haram. Ada juga yang mengatakan, ini bertentangan dengan yang utama. Namun yang
benar adalah pendapat yang pertama. Karena yang wajib dalam membasuh adalah
sekali apabila itu telah merata ke seluruh anggota wudhu. Wallahu a’lam.
[Raudhatuth
Thalibin 1/46 (1/215)].
Ibnu Taimiyah dalam Kitab Majmu
Fatawa berkata :
ما ذكرهُ من
الوسوسة في الطهارة مثل غُسْلِ العُضْوِ أكثرَ من ثلاث مراتٍ، والِامْتِنَاعِ من
الصلاة على حَصْرُ المسجدِ، ونحو ذلك، هو أيضاً بدعةٌ وضلالةٌ باتفاق المسلمين،
ليس ذلك مستحباً ولا طاعةً ولا قُرْبَةً
Apa yang diuraikan, yaitu was-was dalam bersuci seperti membasuh anggota
tubuh lebih dari tiga kali basuhan dan tidak mau shalat di atas tikar masjid,
dan sebagainya, hal itu juga bid’ah dan kesesatan menurut kesepakatan kaum
muslimin, ia bukan sunnah, bukan ketaatan dan bukan pula ibadah. (Majmu Fatawa,
Maktabah Syamilah)
Kesimpulan
:
- Mayorutas ulama berpendapat
bahwa ketika berwudhu disunnahkan mengulangi membasuh anggota wudhu tiga
kali.
- Para ulama berselisih pendapat
tentang mengusap kepala. Ada yang disunnahkan tiga kali, ada yang cukup
sekali.
- Mayoritas ulama berpendapat
bahwa mengulangi membasuh anggota wudhu lebih tiga kali hukumnya makruh.
Wallahu
a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar