PUASA ASYURA
Oleh : Masnun Tholab
www.masnuntholab.blogspot.com
إنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ
بِاَللَّهِ من شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا من يهده اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ له وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ له وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Pengertian Asyura
Menurut Ensiklopedi Islam
Asyura’ adalah hari ke sepuluh di bulan Muharram. Dalam Islam hari Asyura
dipandang sebagai hari yang mempunyai keutamaan, karena pada hari tersebut
Allah Subhanahu wata’ala telah menentukan banyak peristiwa yang terjadi di muka
bumi yang menyangkut pengembangan agama Islam. [Ensiklopedi Islam 1, hal.
182].
Keutamaan Hari Asyura
Tentang
keutamaan hari Asysyura digambarkan dalam hadits dari Abu Hurairah sebagai
berikut :
….فإنه اليومُ
الذي تاب اللهُ فيه على آدم وهو اليوم الذي رفع اللهُ فيه إدريسَ مكاناً علِيًّا
وهو اليوم الذي نجى فيه إبراهيمَ من النار وهو اليوم الذي أخرج فيه نوحًا من
السفينةِ وهو اليوم الذي أنزل الله فيه التوراةَ على موسى وفيه فَدَى الله إسماعيل
من الذَّبْحِ وهو اليوم الذي أخرج الله فيه يوسف من السِجْنِ وهو اليوم الذي رَدَّ
الله على يعقوبَ بَصَرَهُ وهو اليوم الذي كشف الله فيه البلاءَ عن أيوبَ البلاءَ
وهو اليوم الذي أخرج الله فيه يونس من بطن الحُوْتِ وهو اليوم الذي فلق الله فيه
البحرَ لبني إسرائيل وهو اليوم الذي غفر الله فيه لمحمدٍ ذَنْبَهُ ما تقدم منه وما
تأخر وفي هذا اليومِ عَبَرَ موسى البحرَ وفي هذا اليوم أنزل الله فيه التوبةَ على
قومِ يونسَ فمن صام هذا اليومَ كان له كفارةُ أربعين سنةٍ وهو أول يومٍ خلق الله
من الدنيا يوم عاشوراء وأول مَطَرٍ نزل من السماء يوم عاشوراء
1.
Allah
menerima taubat Nabi Adam ‘Alaihissalaam.
2.
Diangkatnya
Nabi Idris ke alam yang tinggi
3.
Selamatnya
Nabi Ibrahim dari api Raja Namrud.
4.
Dikeluarkannya
Nabi Nuh ‘Alaihissalaam dan kaumnya dari perahu.
5.
Diturunkannya
kitab taurat pada Nabi Musa ‘Alaihissalaaam.
6.
Diselamatkannya
Nabi Isma’il ‘Alaihissalam dari penyembelihan
7.
Dikeluarkannya
Nabi Yusuf ‘Alaihissalaaam dari penjara.
8.
Disembuhkannya
mata Nabi Ya’qub ‘Alaihissalaaam dari buta.
9.
Dihilangkannya
musibah yang menimpa Nabi Ayyub ‘Alaihissalaaam.
10.
Dikeluarkannya
Nabi Yunus ‘Alaihissalaaam dari perut ikan hiu.
11.
Dipecahkannya
laut merah untuk lewat kaum Bani Isra’il, (umat Nabi Musa ‘Alaihissalaaam).
12.
DinyatakanNya
pengampunan segala dosa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
13.
Nabi
Musa ‘Alaihissalam menyeberangi lautan
14.
Allah
menerima taubatnya kaum Nabi Yunus.
15.
Permulaan
Allah menciptakan hari di dunia.
16.
Permulaan
diturunkannya hujan dari langit.
Imam As-Suyuti dalam kitab
Al-La’ali Al-Mashnu’ah fi Al-haditsi Al-Maudhu’ah 1/135 mrngatakan bahwa hadits tersebut palsu.
Ibnu Al-Jauzi dalam kitab Al-Maudu’at
Mina Al-Haditsi Al-Marfu’at 2/201 mengatakan : Hadits ini tidak
diragukan bagi orang yang berakal tentang kepalsuannya.
Imam
Asy-Syaukani dalam kitab Al-Fawaidul Majmu’ah mengatakan : Tidak
diragukan lagi bahwa hadits tersebut palsu.
Keutamaan dan Hukum Puasa Asyura
Dari Aisyah radiyallahu
‘anha, ia mengisahkan,
كَانَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ
فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانَ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَر
“Dahulu
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam memerintahkan untuk puasa di hari
‘Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, barangsiapa yang ingin (berpuasa
di hari ‘Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang ingin (tidak berpuasa)
ia boleh berbuka”. (HR Al Bukhari No 1897)
[Fiqih Sunnah 2, hal. 53 ; NA 2, hal. 394]
Imam
Ash-Shan’ani dalam kitab Subulussalam berkata :
وأما صوم يومَ عاشوراءَ وهو العاشرَ من شهرِ
المحرمِ عند الجماهيرِ فإنه قد كان واجباً قبلَ فُرِضَ رمضانَ ثم صار بعده مستحباً:
Menurut
Jumhur ulama yaitu puasa hari kesepuluh dari bulan Muharram, sebelum diwajibkan
puasa Ramadhan hukumbya wajib, dan setelah puasa bulan Ramadhan disyariatkan,
maka hukumnya menjadi mustahab (sunah ) [Subulus Salam 2, hal. 155]
Dari Abu
Qatadah al-Anshory Radliyallaahu 'anhu
أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم سُئِلَ عَنْ صَوْمِ
يَوْمِ عَرَفَةَ. قَالَ: " يُكَفِّرُ اَلسَّنَةَ اَلْمَاضِيَةَ
وَالْبَاقِيَةَ ", وَسُئِلَ عَنْ صِيَامِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ. قَالَ: "
يُكَفِّرُ اَلسَّنَةَ اَلْمَاضِيَةَ " وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ
اَلِاثْنَيْنِ, قَالَ: " ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ, وَبُعِثْتُ فِيهِ,
أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ "
bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam perna ditanya mengenai puasa hari Arafah, lalu beliau
menjawab: "Ia menghapus dosa-dosa tahun lalu dan yang akan datang."
Beliau juga ditanya tentang puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: "Ia
menghapus dosa-dosa tahun yang lalu." Dan ketika ditanya tentang puasa
hari Senin, beliau menjawab: "Ia adalah hari kelahiranku, hari aku diutus,
dan hari diturunkan al-Qur'an padaku." Riwayat Muslim [Bulughul Maram, hal.
282]
Dari Ibnu Abbas RA, Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda;
وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ أُعْطِيَ ثَوَابَ عَشَرَةِ آلافِ مَلَكٍ ،
وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ أُعْطِيَ ثَوَابَ عَشَرَةِ آلافِ شَهِيدٍ ،
وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ أُعْطِيَ ثَوَابَ حَاجٍّ ، وَمُعْتَمِرٍ ، وَمَنْ
مَسَحَ عَلَى رَأْسِ يَتِيمٍ فِي يَوْمِ عَاشُورَاءَ رُفِعَتْ لَهُ بِكُلِّ
شَعْرَةٍ عَلَى رَأْسِهِ دَرَجَةٌ فِي الْجَنَّةِ "
“Barangsiapa yang
berpuasa pada hari Assyuuraa' yakni 10 Muharram, maka Allah akan memberikan
kepadanya pahala 10,000 malaikat; dan barangsiapa yang puasa pada hari
Assyuuraa', maka akan diberikan pahala 10, 000 orang mati syahid ; dan
barangsiapa yang puasa pada hari Assyuuraa', maka akan diberikan pahala 10, 000
orang Haji dan Umrah; dan siapa yang mengusap kepala anak yatim pada hari
Assyuuraa', maka Allah akan menaikkan dengan rambut satu darjat di surge….
Hadits tersebut menurut
Imam As-Suyuti dan Ibnu Al-Jauzi adalah maudhu’ (palsu)
[Al-La’ali
Al-Mashnu’ah fi Al-haditsi Al-Maudhu’ah
1/135; Al-Maudu’at li Ibnul Jauzi 2/201]
Waktu Pelaksanaan Puasa ‘Asyura
Para
Ulama seperti Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqih
Sunnah, Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitab Fathul Bari, Ibnul Qayyim
dalam kitab Zaadul Ma’ad, Imam Asy-Syaukani dalam kitab Nailul Author
menyatakan bahwa Puasa ‘Asyura ada tiga tingkatan. Tingkatan pertama yaitu
puasa pada hari ke 9, 10 dan 11, tingkatan kedua puasa pada hari ke 9 dan 10,
tingkatan ketiga puasa pada hari ke 10 saja .Pendapat yang sama juga
dikemukakan oleh Zainudin bin Abdul Aziz Al-Malibari Al-Fanani dalam kitab Fathul
Mu’in.
Hal
ini berdasarkan hadits-hadits sebagai berikut.
Ibnu
Abbas radiyallahu ‘anhuma berkata :
قَدِمَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِيْنَةَ فَرَأَى اليَهُوْدَ تَصُوْمُ يَوْمَ
عَاشُوْرَاء فَقَالَ:ماَ هَذَا؟ قَالُوْا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى
اللهُ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوْسَى. قَالَ: فَأَناَ
أَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ. فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
“Tatkala
Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam datang ke Madinah beliau melihat orang-orang
Yahudi melakukan puasa di hari ‘Asyura. Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam
bertanya, “Hari apa ini?”. Orang-orang Yahudi menjawab, “Ini adalah hari baik,
pada hari ini Allah selamatkan Bani Israil dari musuhnya, maka Musa
‘alaihissalam berpuasa pada hari ini. Nabi Saw bersabda, “Saya lebih berhak
mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi). Maka beliau berpuasa pada hari itu
dan memerintahkan ummatnya untuk melakukannya”. (HR Bukhari No 1900) [Fiqih
Sunnah 2, hal. 53]
Ketika
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari Asyura dan
memerintahkan (para sahabat) supaya berpuasa. Para sahabat berkata :
يا رَسُوْلَ
اللهِ , إنه يومٌ تُعَظِّمُهُ اليهودُ والنصارَى, فقال : فإذا كان العامُ الْمُقْبِلُ
إنشاء اللهُ تعالى صعنا اليومُ التاسِعَ, قال : فلم يأتِ العامُ الْمُقْبِلُ حتى تُوُفِّيَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Wahai
Rasulullah, sesungguhnya hari itu adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan
Nasrani”, Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Pada tahun depan insya Allah
kita puasa tanggal 9”. Tetapi belum sampai tahun berikutnya, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat ” [HR. Muslim dan Abu Dawud]
Dalam hadits yang lain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
صُوْمُوْا يَوْمَ
عَاشُوْرَاءَ وخالِفُوْا الْيَهُوْدَ, صوموا قَبْلَهُ يَوْمًا وبَعْدَهُ يَوْمًا
Shaumlah kalian pada hari assyura
dan berbedalah dengan orang Yahudi. Shaumlah kalian sehari sebelumnya atau
sehari sesudahnya (HR Thohawy dan Baihaqy serta Ibnu
Huzaimah 2095)
[Fiqih Sunnah 2,/
54 ; -Zaadul Ma’ad 2/76 ; Fathul Bari 4/246 ; Nailul Author 2/397]
Keutamaan Memberi Kelapangan Kepada Keluarga
Sayyid Sabbiq dalam kitab Fiqussunnah mengutip hadits dari Jabir
bin Abdullah RA, bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda,
مَنْ وَسَّعَ عَلَى نَفْسِهِ وَ اَهْلِهِ
يَوْمَ عَاسُوْرَاءَ وَسَّعَ اللهُ عليه سائِرَ سَنَتِهِ
“Barangsiapa yang memberi kelapangan bagi
dirinya dan keluarganya pada hari Asyura’, maka Allah akan memberi kelapangan
baginya sepanjang tahun itu,” (HR. Baihaqi)
Imam Zaenudin dalam kitab
Fathul Mu’in berkata :
وأما
أحاديث الاِكْتِحَالِ والغسل، والتَّطَيُّبِ في يوم عاشوراء، فمِنْ وَضْعِ
الكذابين
Sedangkan
hadits-hadits mengenai sunat bercelak mata, mandi, dan memakai wangi-wangian
pada hari Asyura adalah penetapan orang-orang pendusta. [Fat-hul
Mu’in 1, hal. 666].
Kesimpulan
1.
Mayoritas
Ulama berpendapat bahwa puasa Asysyura hukumnya sunnah.
2.
Mayoritas
Ulama berpendapat bahwa puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu.
3.
Mayoritas
Ulama berpendapat, puasa asysyura ada 3 tingkatan, tingkatan pertama tanggal 9,
10, 11 Muharram, tingkatan kedua tanggal 9, 10 Muharram, tingkatan ketiga
tanggal 10 Muharram.
4.
Mayoritas
Ulama berpendapat Dianjurkan memberi kelapangan kepada keluarga pada hari
Asyura.
Wallahu
a’lam